Opini
Oleh Dr. Syahganda Nainggolan, MT [Direktur Sabang Merauke Ciecle (SMC)] pada hari Senin, 29 Apr 2019 - 21:08:54 WIB
Bagikan Berita ini :

Orang-orang Sumatera: Catatan Buat Mahfud Md

tscom_news_photo_1556546934.jpg
Dr. Syahganda Nainggolan, MT (Sumber foto : Ist)

Calon Cawapres Jokowi yang batal, Professor Mahfud Md mengatakan bahwa tempat di mana Prabowo menang, di situ tempat Islam radikal.
Saya tidak faham maksud dan tujuan dia membelah bangsa ini.

Prabowo menang telak dari Sumatera bagian utara, sampai ke Sumatra bagian Selatan. Apakah mereka semua mempunyai faham Islam radikal?

Suatu hari guru ngaji saya, alm. Dr. Mohammad Imaduddin Abdurrahim mengatakan bahwa penjajahan 350 tahun terhadap Indonesia sebenarnya tidak terjadi di Sumatra. Hanya Jawa yang di jajah Belanda 350 tahun. Kenapa? Karena Islam di Sumatra yang berkembang adalah Islam perlawanan. Bukan Islam Nusantara.

Apa beda Islam perlawanan vs. Islam Nusantara? Islam perlawanan mengajarkan kesetaraan,anti penindasan dan kasih sayang. Dalam Islam perlawanan tidak ada tradisi cium tangan sama kyai. Mengajarkan lebih baik mati dari pada di tindas atau di jajah. Tidak membolehkan kyai alias ustad menjadi tuan tanah (dalam istilah PKI satu dari 7 setan desa). Itu yang menyebabkan rakyat Sumatra dari dulu mengutamakan egalitarian atau equal atau persamaan drajat sesama manusia. Dan keras melawan penindasan, seperti perang Aceh dan perang Padri melawan kolonial Belanda.

Islam ala Sumatera tidak mungkin dipaksa2 menjadi Islam Nusantara, yang dipopulerkan Romahurmuzy (Romi), menteri Agama Lukman Syaifuddin, Nusron Wahid,Cak Imin dan Said Agil Syirad. Meski Islam perlawanan ala Sumatra tidak menyombongkan diri seperti Islam Nusantara. Namun,jika stigma yang professor Mahfud dkk bangun terus menerus, bahwa pendukung Prabowo adalah Islam radikal, garis keras, or Khilafah,tentu rakyat sepanjang Sumatera akan merasa terganggu.

Ingat,Sumatera punya sejarahnya sendiri yang panjang, termasuk Aceh yang menyumbangkan pesawat terbang pertama bagi bangsa kita, sehingga presiden Sukarno bisa terbang menjelajahi pulau2. Lalu untuk apa professor ini memanas2i kita? Apakah anda mempertimbangkan resikonya bagi keutuhan bangsa? (*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #mahfudmd  #pilpres-2019  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Hakim Konstitusi dan Neraka Jahannam

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Sabtu, 20 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Dari semua tokoh-tokoh yang berpidato di aksi ribuan massa kemarin di depan MK (Mahkamah Konstitusi), menarik untuk mengamati pidato Professor Rochmat Wahab (lihat: Edy ...
Opini

Kode Sri Mulyani dan Risma saat Sidang MK

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Sri Mulyani (dan tiga menteri lainnya) dimintai keterangan oleh Mahkamah Konstitusi pada 5 April yang lalu. Keterangan yang disampaikan Sri Mulyani banyak yang tidak ...