Berita
Oleh Alfian Risfil pada hari Selasa, 30 Apr 2019 - 17:14:07 WIB
Bagikan Berita ini :

Politik di Tanah Air Memanas, Presiden Mahasiswa Nasional Beda Sikap

tscom_news_photo_1556619247.jpg
Presiden Mahasiswa Nasional dalam acara 'Bincang-bincang Mahasiswa' di rumah kebangsaan Tjokroaminoto, Jalan Taman Amir Hamzah Nomor 2, Pengangsaan, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (30/4/2019). (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Panasnya suhu politik pasca Pemilu Serentakyang diselenggarakan pada 17 April 2019 lalu membuat Presiden Mahasiswa Nasional berkumpul memberikan pandangan umum.

Pandangan umum ini diberikan untuk menjadi sebuah kesepakatan mahasiswa menjelang peringatan hari Kebangkitan Nasional dan putusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) tentang hasil pemilu tahun 2019 pada 22 mei mendatang.

Hal ini disampaikan oleh Bintang Wahyu Saputra selaku fasilitator acara yang bertajuk "Bincang-bincang Mahasiswa" di rumah kebangsaan Tjokroaminoto, Jalan Taman Amir Hamzah Nomor 2, Pengangsaan, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (30/4/2019).

"Pertemuan pertama para presiden mahasiswa awalnya berjalan kondusif sampai terjadi perdebatan yang mengakibatkan kondisi tidak memungkinkan yang menyebabkan pertemuan di pending sampai lusa mendatang," kata Bintang saat dimintai keterangannya perihal hasil kesepakatan dari pertemuan presiden mahasiswa tersebut.

Lebih lanjut, kata Bintang menambahkan, hasil pertemuan pada awalnya menginginkan aksi demonatrasi pada hari kebangkitan nasional pada 22 mei 2019 sekaligus menyikapi situasi kekinian.

"Namun, ketika sampai dengan point tuntutan terdapat perbedaan antara dari presiden mahasiswa Universitas Negeri Jakarta dan Universitas Azzahra yang membahas seputar kecurangan pemilu dan perlunya persatuan kesatuan Indonesia yang harus di jaga ditengah panasnya situasi politik hari ini," ujar Bintang yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia.

Menanggapi deadlock yang terjadi, Bintang menuturkan bahwa pandangan umum mahasiswa dan keputusan apa saja yang akan dilakukan untuk menyiasati hasil pemilu serta memeriahkan hari kebangkitan nasional akan digelar kembali besok lusa di rumah Kebangsaan HOS Tjokroaminoto.

"Ya, sampai akhirnya sidang di pending dan belum memutuskan pandangan apapun karena teman-teman ingin mengkonsolidasikan dulu di wadah berhimpunnya masing-masing," ungkap Bintang.

Bintang berharap semoga pada pertemuan selanjutnya bisa menghadirkan pemikiran yang sama sehingga kita bisa berbuat nyata untuk bangsa dan negara ini.

"Kesepakatan yang ada dalam acara ini kita mewacanakan aksi demonstrasi pada tanggal 12 Mei dan puncaknya pada tanggal 20 sampai 22 Mei mendatang.

"Dalam acara, Bintang sempat membacakan prolog perlunya menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia serta memberikan pandangan dengan pikiran yang jernih kepada seluruh peserta. Acara ini dihadiri oleh perwakilan presiden mahasiswa yang berhimpun di Badan Eksekutif Mahasiswa Nusantara (BEM NUS), BEM Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI), BEM Seluruh Indonesia (SI), BEM Perguruan Tinggi Nahdatul Ulama (PTNU), Perguruan Tinggi Syarikat Islam (PTSI) dan BEM Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) serta Perwakilan Persatuan Mahasiswa Indonesia Lintas Negara.

Sememtara itu, Perwakilan tersebut diantaranya Husnul dari UHAMKA, Gugun Wardiono dari UNSOED Purwokerto, Sena dari UNUSIA, Novan dari Azzahra, Umam dari STMT Trisakti, Eko Irawan dari UNPAM, Cecep Hidayatullah dari PTAI, Iqram Aditya dari UNJ, Akmal dari Mahasiswa Lintas Negara, Rizki Ibnu dari Chaldun Bogor Yasser dari STMT MALAHAYATI dan Bintang dari PTSI. (Alf)

tag: #pilpres-2019  #aksi-mahasiswa  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement