JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S. Pane menyayangkan komite etik KPK yang tidak pernah memeriksa Novel Baswedan. Padahal dalam sejumlah kasus Novel bersinggungan dengan dunia politik.
Neta mencontohkan, Novel ramai disebut akan dicalonkan sebagai Kejagung jika Paslon 02 menang dalam Pilpres 2019. Novel juga foto dengan pendukung Paslon 02 sambil mengacungkan pose dua jari.
“Komite Etik KPK seharusnya juga memanggil Novel untuk mempertanyakan hal ini,” kata Pane.
Neta melihat KPK memberikan keistimewan pada Novel, padahal sejumlah pejabat KPK lainnya diperiksa saat diindikasikan tidak netral atau tidak independen. Ia mencontohkan saat KPK yang memeriksan Deputi Penindakan Lembaga Antirasuah Brigjen Pol Firli.
Neta juga melihat bahwa KPK seakan ingin melakukan balas dendam kepada Polri karena Polri tidak bisa mengungkap kasus penyiraman air keras ke Novel. Mereka menyalahkan Polri atas hal ini dan memperlakukan para penyidik dari unsur Polri dengan tidak ada di KPK.
“Jangan hanya karena perkara Novel tidak terungkap kemudian menjadi alasan ada aksi balas dendam terhadap institusi polri. Padahal Polri termasuk pendiri KPK. Kejaksaan pendiri KPK juga. Novel sendiri awalnya juga anggota Polri,” kata Neta.
Neta meminta para komisioner menata dan menjaga soliditas institusi anti rasuah ini. Tanpa ketegasan para komisioner Neta tidak yakin KPK bisa solid.
“Kita melihat sampai sejauh ini para komisioner itu tidak tegas dan cenderung berpihak,” kata Neta.