Berita
Oleh fitriani pada hari Sabtu, 18 Mei 2019 - 08:16:14 WIB
Bagikan Berita ini :

Sri Mulyani Bilang, Tanda-tanda Penurunan Ekonomi Sudah Terlihat

tscom_news_photo_1558142174.jpg
Menteri Keuangan Sri Mulyani (Sumber foto : ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan potensi kelesuan ekonomi yang mulai terlihat dari kinerja penerimaan pajak hingga April 2019 dibandingkan periode sama 2018.

"Kami melihat tanda-tanda penurunan ekonomi yang terlihat dari perpajakan yang lemah dari sisi pertumbuhan," ujar Sri Mulyani seperti dilansir antaranews, Jakarta, Jumat (17/5/2019).

Perempuan kelahiran Bandar Lampung tersebut menuturkan, pendapatan pajak hingga April 2019 telah mencapai Rp 387 triliun atau 24,5 persen, dari target APBN sebesar Rp 1.577,6 triliu. Realisasi ini, menurut dia, hanya tumbuh satu persen dibandingkan periode 2018. Padahal tahun lalu penerimaan pajak bisa tumbuh 10,8 persen.

"Kegiatan ekonomi yang cenderung mengalami tekanan dari dalam dan luar, telah terefleksikan ke penerimaan perpajakan," katanya.

Menurut dia, realisasi sementara penerimaan pajak terdiri atas Pajak Penghasilan (PPh) non-migas Rp 232,7 triliun, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Rp 129,9 triliun, Pajak Bumi dan Bangunan Rp 0,3 triliun dan pajak lainnya Rp 1,9 triliun.

"Pajak Penghasilan non-migas ini tumbuh positif 4,1 persen, tapi tahun lalu tumbuhnya bisa lebih tinggi 10,3 persen," jelas dia.

Sri Mulyani menambahkan, salah satu pajak non-migas yang melambat adalah PPh badan tercatat Rp 94,9 triliun, atau hanya tumbuh 4,9 persen, dibandingkan periode sama tahun 2018 sebesar 23,6 persen.

"PPh Badan tahun ini hanya sedikit di bawah lima persen, karena perusahaan terbuka labanya hanya tumbuh 7,12 persen pada 2018. Ini memperlihatkan korporasi tidak menikmati laba sekuat tahun sebelumnya," ujarnya.

Kemudian PPh pasal 22 impor mencapai Rp18,71 triliun juga terlihat mengalami penurunan, dan hanya tercatat tumbuh 3,8 persen, dibandingkan tahun lalu sebesar 28,7 persen.

Perempuan sekaligus orang Indonesia pertama yang menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menjelaskan, bahwa penurunan ini disebabkan oleh kebijakan pengendalian impor barang konsumsi oleh pemerintah yang telah berlaku sejak pertengahan 2018.

Tak hanya itu, kinerja PPN juga menurun, lantaran hanya mencapai Rp 129,9 triliun, atau tumbuh negatif 4,3 persen, dibandingkan periode April 2018 sebesar 14 persen karena adanya kebijakan restitusi pajak.(plt)

tag: #sri-mulyani  #ekonomi-indonesia  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Kini Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BRI

Oleh Sahlan Ake
pada hari Kamis, 28 Mar 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Bank DKI kembali menunjukkan komitmennya dalam memberikan layanan terbaik kepada nasabah khususnya dalam layanan digital. Melalui kerja sama dengan PT Jalin Pembayaran ...
Berita

DPR Sahkan RUU Daerah Khusus Jakarta Jadi UU

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --DPR RI resmi mengesahkan Rancangan Undang-Undang Daerah Khusus Jakarta (RUU DKJ) menjadi Undang-Undang (UU). Pengesahan dilakukan pada Rapat Paripurna DPR RI ke-14, di ...