Berita
Oleh Sahlan Ake pada hari Senin, 20 Mei 2019 - 23:00:51 WIB
Bagikan Berita ini :

Bila Rakyat Terus Ditekan, Fahri: Dam dan Tanggul Akan Jebol Diterjang Air Bah

tscom_news_photo_1558368051.jpg
Fahri Hamzah (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Penangkapan terhadap aktivis seperti Egi Audjana dan Lieus Sungkharisma menambah daftar orang yang ditangkap aparat kepolisian terkait tuduhan kasus makar.

Merespon hal ini, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menyampaikan, bahwa mestinya tidak perlu ada ancaman dan penggunaan kekuasaan untuk menekan masyarakat.

Penegak hukum, lanjut inisiator Gerakan Arah Baru Indonesia (GARBI) itu, harus sadar kalau rakyat kapanpun dapat melawan balik dengan jauh lebih keras bila terus menerus ditekan.

"Buat apa mengancam dan menggunakan kekuasaan untuk mengancam dan menekan?.Sadarlah bahwa rakyat adalah tenaga yang permanen dalam sejarah negeri ini,” kata Fahri di Jakarta, Senin (20/5/2019).

Karena itu, menurut Fahri, jangan ada pembungkaman dalam bentuk apapun terhadap rakyat. Apabila mereka disumbat, diancam dan dikriminalisasi. "Rakyat akan melawan dan bisa terjadi bencana bagi kita semua," tegas Fahri.

“Itu seperti membangun tanggul dan dam bagi air yang selalu mengalir mencari titik terendah untuk diisi dan dikoreksi. Lihat saja, dam dan tanggul akan jebol dan air bah bisa saja datang menjadi bencana bagi kita semua,” Anggota DPR RI dari Dapil Nusa Tenggara Barat (NTB) itu mengingatkan.

Menyingggung penangkapan terhadap sejumlah aktifis yang dituduh aparat ingin melakukan makar, menurut Fahri tidak ada kaitannya sangkaan makar terhadap sejumlah tokoh belakang ini oleh Kepolisian untuk menjerat seseorang.

"Saya hanya mengingatkan perlunya kedewasaan dan kekuasaan yang berwajah ramah," kata Pimpinan DPR RI Koprdinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Korkesra) itu.

Masih menurut Fahri, kalau penjara penuh dengan tokoh politik pasti mereka adalah tahanan politik, pasti mereka adalah musuh pemerintah, pasti mereka adalah oposisi.

Untuk diketahui, penetapan tersangka dan pemanggilan terhadap mereka-mereka yang merupakan pendukung Prabowo dan Sandiaga Uno memang terjadi jelang penetapan hasil rekapitulasi nasional pada 22 Mei 2019.

Karena bersamaan dengan penetapan rekapitulasi nasional itu, para pendukung Prabowo Subianto akan menggelar aksi Gerakan Kedaulatan Rakyat untuk menolak hasil pemilu. Mereka akan menggelar aksi di KPU.

Setelah nama Lieus dan Eggi Sudjana, kini polisi memanggil pemimpin Pondok Pesantren Al-Hilal, Kota Bogor, Ansuf Idrus Sambo atau yang dikenal Ustaz Sambo.

Berdasarkan surat dari Polda Metro Jaya itu, Ustaz Sambo diminta datang pada Rabu 22 Mei 2019, untuk menghadap kepada penyidik AKP Akhmad Fadillah.

Dia diminta datang sebagai saksi terkait pelanggaran Pasal 107 KUHP atau pasa 110 juncto Pasal 87 KUHP, Pasal 14 dan Pasal 15 Nomor 01 tahun 1946, dalam perkara dugaan tidak pidana kejahatan terhadap keamanan negara atau makar atau menyiarkan suatu berita atau mengeluarkan pemberitahuan yang dapat menimbulkan keonaran di masyarakat.

Sesuai surat panggilan, dugaan tidak pidana itu terjadi pada 17 April 2019 di kediaman capres Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Ustaz Sambo dipanggil terkait laporan yang dibuat oleh DR. Suryanto.

Lieus saat ini sudah berada di tahanan Polda Metro Jaya. Aktivis pendukung Prabowo-Sandi itu dilaporkan oleh seseorang bernama Eman Soleman. (Alf)

tag: #fahri-hamzah  #dpr  #polri  #pilpres-2019  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement