Berita
Oleh Ferdiansyah pada hari Rabu, 22 Mei 2019 - 16:04:10 WIB
Bagikan Berita ini :

Massa Aksi 22 Mei Diminta Waspadai Penumpang Gelap

tscom_news_photo_1558515850.jpg
Demo di depan Bawaslu RI (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Unjuk rasa ribuan massa menuntut Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) mengusut dugaan kecurangan Pemilu Presiden 2019, disinyalir disusupi provokator atau penumpang gelap, yang ingin membuat Indonesia chaos.

Demikian disampaikan Pengamat Hukum, Politik dan Keamanan, Dewinta Pringgodani di Jakarta, Rabu (22/5/2019).

"Ada penyusup yang ingin membuat negeri ini chaos dengan mengadu domba aparat keamanan dengan masyarakat,” kata Dewinta.

Dewinta mengungkapkan, sebelum terjadi unjuk rasa di Bawaslu pada Selasa (21/5/2019) kemarin, aparat gabungan menangkap seorang purnawirawan jenderal yang diduga hendak menyeludupkan senjata api untuk keperluan aksi 22 Mei di Jakarta.

"Itu yang harus kita pahami. Bahwa aksi unjuk rasa soal Pilpres ini telah ditunggangi kelompok tertentu yang ingin situasi politik dan keamanan di dalam negeri tidak kondusif,” ujar Dewinta.

Karenanya, Dewinta mengingatkan agar semua pihak waspada atas aksi penumpang gelap ini. Ia mengaku percaya pendukung Capres 02 memang murni ingin memperjuangkan tuntutannya di KPU dan Bawaslu soal dugaan kecurangan Pemilu.

"Tapi kan kelompok lain yang ingin membuat situasi ini chaos. Saya kira Polri dan BIN sudah tahu siapa penumpang gelap demokrasi tersebut,” tegas Dewinta.

Dewinta juga mendukung sikap aparat keamanan saat menghadapi pengunjuk rasa. "Saya pikir ini bukan unjuk rasa tapi perusuh. Kalau perusuh ya harus ditindak tegas,” cetus dia.

Dewinta juga mengimbau agar aksi unjuk rasa dihentikan lantaran sudah ditunggangi pihak ketiga yang ingin membuat kerusuhan.

Sslain itu, Dewinta mengpresiasi langkah Capres Prabowo Subianto yang membawa sengketa Pilres ini ke Mahkamah Konstitusi (MK).

"Memang itu salurannya dan kita dukung itu,” pungkas Dewinta.

Sementara itu, Polri kembali menegaskan bahwa aparat keamanan yang berjaga mengamankan aksi unjuk rasa di Jakarta tidak dibekali senjata tajam.

Hal tersebut disampaikan untuk membantah informasi hoaks di media sosial bahwa aparat keamanan melakukan penembakan terhadap massa pengunjuk rasa.

"Aparat kepolisian dalam rangka pengamanan unjuk rasa tidak dibekali peluru tajam,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Dedi Prasetyo.

tag: #bawaslu  #pilpres-2019  #polri  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement