Berita
Oleh Ferdiansyah pada hari Sabtu, 01 Jun 2019 - 20:05:41 WIB
Bagikan Berita ini :

Ex OKP Cipayung Gelar Refleksi Harlah Pancasila

tscom_news_photo_1559394341.jpg
JKM menggelar diskusi bertema 'Pancasila dan Islam' bertempat di resto Handayani Jakarta Timur, Sabtu (1/6/2019). (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Hari lahir Pancasila yang jatuh pada tanggal 1 Juni, dimanfaatkan oleh Jaringan Kaum Muda (JKM) dengan menggelar acara diskusi dengan mengambil tema "Pancasila dan Islam" bertempat di resto Handayani Jakarta Timur, Sabtu (1/6/2019).

Hadir sebagai inisiator JKM antara lain Karman BM mantan Ketua Umum PP GPII, Mulyadi mantan Ketua Umum PB HMI, Chrisman Damanik Mantan Ketua Presidium GMNI, Kartika mantan Ketua Umum PP KAMMI, Beni Pramula mantan Ketua Umum DPP IMM beserta kader-kader Organisasi Kepemudaan (OKP) kelompok Cipayung.

Hadir jugasebagai pembicara dalam acara refleksi hari lahir Pancasila ini antara lain, Yudi Latif mantanKepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila ( BPIP), Bursah Zarnubi Ketua Umum Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Bursah Zarnubi Ketua Umum Perhimpunan GerakanKebanyakan(PGK)

Dalam acara ini Yudi Latif menerangkan, sejak dilahirkan, Pancasila Soekarno sudah memiliki karakter untuk mengedepankan bangsa Indonesia. Pancasila kalau ingin dikembangkan harus ada 3 tahap diantaranya:

1. Pengembangan tata nilai. Basis nilai ada di sila 1 sampai 3 Pancasila. Harmoni keragaman akan tercipta dengan hubungan manusia dengan Tuuhan, manusia dengan manusia dan hubungan manusia drngan alam.

2. Tata kolola. Negara bangkrut itu salah managemennya yang termaktup pada sila ke 4 Pancasila. Kunci tata kelola Indonesia ini diapit antara sila ke tiga dan sila 5. Tugas tata kelola ini dilakukan oleh lembaga negara.

3. Tata sejahtera. Tidak ada ideologi tidak mempinyai mimpi kemakmuran. Jalur kemakmuran bangsa kita secara inklusif dilakukan secara gotong royong.

“Untuk membangun tata nilai ini diperlukan komunitad karena komunitas ini sangat penting. Jadi berikan tempat jangan di batasi,” terangnya.

Lebih lanjut, ia menerangkan bahwa konflik sosial bukan hanya didalam relasi ekonomi tapi bisa di relasi keagamaan.

“Ketegangan dalam negara bisa terjadi dalam beberapa hal, yaitu ketegangan sosial dan juga terjadi dalam globalisme dan lokalisme, Ketegangan dalam perbedaan suku etnis dan perbedaan partai politik serta ketegangan ekonomi nerupakan satu elemen saja,” pungkasnya. (Alf)

tag: #pancasila  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Berita Lainnya
Berita

TKN Akan Gelar Nobar Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Oleh Sahlan Ake
pada hari Jumat, 19 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran bakal menggelar acara nonton bareng sidang putusan sengketa hasil Pilpres 2024. Acara itu akan digelar secara sederhana bersama ...
Berita

Kemenhub Catat Arus Mudik-Balik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melaporkan pergerakan secara nasional angkutan arus mudik-balik Lebaran 2024 mencapai 242 juta orang. Kemenhub menilai pelaksanaan ...