Idulftri tahun ini saya tidak ikut merayakannya sebab sejak hari pertama puasa atau sejak pulang dari sidang isbat dari Jakarta tiba-tiba kena musibah sakit, jadi praktis amaliyah Ramadan 1440 H dan komunikasi dengan teman-teman seakan terputus, termasuk berhari raya dan aktivitas medsos. Informasi saya hanya mengikutinya lewat layar kaca. Saya merasa beruntung karena begitu banyak teman dan sahabat yang datang memberi rasa empati, baik langsung atau tidak langsung lewat doa membuat saya bersemangat bahwa ternyata bukan saya sendirian tetapi banyak teman bersama menemani.
Dari layar kaca saya mengikuti begitu banyak orang yang mudik, nampaknya mereka sedang dalam pencaharian jati diri, kembali ke kampung di mana mereka berasal untuk melihat kembali tempat asal mereka, menyaksikan asal kejadian adalah fitrah walau bersusah payah mudik.
Mereka pulang setelah bertahun atau puluhan tahun hidup di rantau orang menjadi manusia yang sedikit individual di kota yang bersifat gesellscaft? mereka rindu ke kampung kembali melihat masyarakat kampung yang bersifat gemeinschaft, yang lugu apa adanya, sambil membagi rezki yang mereka peroleh. Walau mungkin sudah sebagian berubah akibat pengaruh dunia modern, tetapi sebagian masih ada masyaarakat gemenshaft yang bertahan dari serbuan arus masyarakat kebudayaan modern.
Hal inilah yang dingatkan Idulfitri atau kembali kepada asal kejadian, ketika masih di alam ruh, belum mengerti atas sesuatu, ketika Tuhan bertanya seperti diabadikan dalam al- Quran: Bukankah saya sebagai TuhanMu?" fiman Tuhan.
Manusia pun menjawab, "ya benar?" kami bersaksi" Agar benar-benar kembali ke fitrah, bebas dari dosa dan noda seperti di alam ruh manusia pun dianjurkan mohon maaf lahir dan batin, sambil berdoa minal aidin wal faizin kullu ammun wa antum bi khair.
Natijah
1. Idulfitri bermakna kembali ke fitrah, asal kejadian. Kembali ke asal adalah fitrah manusia yang mendorong manusia ramai-ramai mudik ke kampung.
2. Idulfitrah bagai kembali ke asal, yakni saat manusia masih di alam ruh tatkala masih suci dari dosa dan noda saat Allah bertanya: "Bukankah saya TuhanMu? semua manusia serantak menjawab, "Benar kami bersaksi."
Wassalam,
Makassar, 1 Syawal 1440 H (*)
Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
tag: #lebaran