Opini
Oleh Soemantri Hassan [Pemerhati Kebijakan Publik Inisiator Aliansi Masyarakat Anti Kekerasan (A.M.A.K )] pada hari Kamis, 06 Jun 2019 - 02:38:34 WIB
Bagikan Berita ini :

Pemilu di Denmark: Negara Kaya Dengan Kotak Suara Bak Sampah Tanpa Digembok

tscom_news_photo_1559763514.jpg
Ilustrasi (Sumber foto : Ist)

Baru saja saya mendapat kabar dari senior saya di kampus, Bang Djoker biasa disapa bahwa kawan letingnya di Denmark baru saja melaksanakan pesta hari ini (05/06/2019).

Pesta yang berbeda dengan Indonesia. Denmark baru saja melaksanakan pesta demokrasi. Indonesia pesta kemenangan hari raya iedul fitri bagiumat islam.

Bukan saja pestanya yang berbeda. Tampilan fisik kotak suara pun beda. Di Denmark dengan rasio PDB nya $62.000 per kapita hanya menggunakan kotak suara sampah tanpa gembok.

Primitif istilah senior saya. Kalah dengan Indonesia yang pake kardus dan digembok. Jangan tanya PDB perkapitanya.

Namasenior saya itu, lengkapnya Doktor Yusra Habib Abdul Gani,( pria dalam inzet foto).

Pria warga negara Denmark berdarah Aceh ini baru saja melaksanakanhak konstitusinya mencoblos untuk memilih perdana menteri pada pemilu 2019.

Perjalanan singkat karier akademisnya Bang Yusra menarik. Gelar kesarjanaannya di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Jakarta.Gelar master dalam ilmu politik diraih pada saat lama bermukim di negara Skandinavia selama konflik Aceh sebelum akhirnya memutuskan menetap di Denmark.

Sedangkan studi doktoralnya malah ditempuh tidak linier di bidang hukum tapi di bidang sejarah dan baru diselesaikan pada tahun 2016 di Universitas Kebangsaan Malaysia. Ia mampu mempertahankan disertasinya yang berjudul “Sejarah Perjuangan Mendaulatkan Negara Islam Aceh 173-2005”.

Karena ia mampu mempertahankan disertasinya. Meminjam bahasa Pak SBY tidak elok kalau saya teruskan perihal disertasinya. Baiknya kita bercermin pada kotak suara mirip bak sampah di negara kaya itu. Kok bisa?

Denmark yang mayoritas negaranya kristiani adalah negara paling maju di antara negara Skandinavia. Memilih konsensus pada keputusan tertinggi rakyat. Memilih sistem negara Monarki Konstitusi dan sistem pemerintahan federal. Kunci rahasianya adalah kedisiplinan dan Kejujuran tiap warganya. Last but not least para pemimpinnya. (*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #pemilu  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Ahlan Wa Sahlan Prabowo Sang Rajawali!

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Rabu, 24 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi sudah memutuskan Prabowo Subianto sah sebagai Presiden RI ke delapan. Itu adalah takdir Prabowo yang biasa dipanggil 08 oleh koleganya. Keputusan MK ...
Opini

Jalan Itu Tidaklah Sunyi

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --"Jika Mamah jadi penguasa apakah Mamah akan menjadikan anak Mamah pejabat saat Mama berkuasa?" Itu pertanyaan anakku malam ini. Aku mendengarkan anakku ini. ...