JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengklaim kader senior partai berlambang pohon beringin itu masih solid mendukung dirinya untuk menjadi ketua umum lagi lewat gelaran musyawarah nasional (Munas) pada Desember 2019.
"Tentu senior masih solid. Ya solid (mendukung saya), kita lihat nanti," kata Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (24/6/2019).
Airlangga tak ambil pusing dengan desakan sejumlah kader Golkar yang mendorong Munas dipercepat. Menurutnya, dalam aturan internal Golkar disebutkan Munas dihelat setiap bulan Desember dalam lima tahun sekali atau satu periode kepengurusan.
"Kan, kami konstitusi partai jelas dan mekanismenya jelas, berbagai munas diselenggarakan bulan Desember. Periodenya kan 2014-2019, mulai ARB (Aburizal Bakrie), SN (Setya Novanto), dan lain sudah jelas," ujarnya.
Selain Airlangga, bursa calon ketua Golkar juga diisi oleh Wakorbid Bidang Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet). Namun Bambang mengaku masih menunggu berakhirnya sidang perselisihan hasil pemilu (PHPU) presiden di Mahkamah Konstitusi (MK) untuk memutuskan maju sebagai bakal calon ketua umum partai tersebut.
"[Menunggu] Setelah tanggal 28 [Juni]," kata Bamsoet kepada wartawan di Kompleks MPR/DPR, Jakarta.
Sidang sengketa Pilpres 2019 yang berlangsung di MK kini telah memasuki masa Rapat Permusyawaratan Hakim (RPH). Dijadwalkan itu berlangsung maksimal hingga 27 Juni, dan putusan dibacakan 28 Juni 2019.
Dalam bursa caketum Golkar, nama Bamsoet mencuat termasuk pula ketum petahana, Airlangga Hartarto. Airlangga sudah resmi menyatakan akan maju kembali mencalonkan diri jadi ketum Golkar.
Bamsoet, yang juga Ketua DPR itu, mengaku telah bertemu dengan beberapa politikus senior Partai Golkar untuk membahas terkait persiapan Munas Partai Golkar.
Ia turut mengklaim sambutan politikus senior Golkar itu sangat positif menyambut wacana bersaing dalam kontestasi pemilihan ketum parpol tersebut.
"Ya tinggal menunggu tanggal 28 Juni nanti, karena saya berusaha menjaga tidak terjadi banyak kegaduhan sampai nanti tanggal 28 ditetapkan pak Jokowi sebagai presiden terpilih 2019-2024," kata Bamsoet.
Di satu sisi, Bamsoet menegaskan penurunan suara yang diperoleh Golkar dalam pemilu legislatif 2019 dibandingkan pemilu sebelumnya harus jadi bahan evaluasi agar ketemu jalan keluar.
"Misalnya apakah kita semua termasuk saya di DPP (Golkar)kurang kerja keras, kita akan masuk ke evaluasi, jadi kita mendorong sebetulnya langkah apa penyebab daripada penurunan ini? supaya kedepan ditemukan formula bagaimana Golkar bisa me-recoverysuara yang banyak hilang," kata Bamsoet. (plt)