JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menyatakan pemindahan ibu kota ke luar Pulau Jawa sangat diperlukan.
"Kita ingin memiliki ibu kota yang Indonesia sentris," katanya dalam Dialog Nasional II: Menuju Ibu Kota Masa Depan, Smart, Green and Beautiful di Jakarta, Rabu (26/6/2019).
Menurut Bambang, alasannya adalah sekitar 57 persen penduduk Indonesia saat ini terkonsentrasi di Pulau Jawa.
Padatnya jumlah penduduk di Pulau Jawa, terutama di Jakarta, akan mengancam ketahanan pangan Indonesia, bukan hanya di Pulau Jawa, akibat konversi lahan yang mengurangi lahan pertanian.
Ibu kota saat ini selain menjadi pusat pemerintahan, ekonomi, bisnis, keuangan, perdagangan dan jasa akan membuat Jakarta semakin terbebani.
Apalagi Jakarta belum terbebas dari masalah kemacetan, banjir dan kualitas air sungai yang 96 persen tercemar berat.
Tentunya, hal itu dapat memberikan dampak negatif terhadap kualitas hidup masyarakat yang tinggal di dalamnya.
Ditambah sistem transportasi umum yang belum mampu atau masih ketinggalan jauh dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat yang begitu besar untuk melakukan kegiatan ekonomi.
Bahkan, Bambang menyatakan kemacetan memberikan kerugian ekonomi yang angkanya mencapai Rp56 triliun (menurut studi yang dibuat pada 2013).