Opini
Oleh Sumantri Hassan (Pengamat Kebijakan Publik) pada hari Kamis, 27 Jun 2019 - 10:20:54 WIB
Bagikan Berita ini :

Kecurangan TSM Pemilu di Rusia "Rusiaan Way" Penelitian Kirril Kalinin

tscom_news_photo_1561605654.jpg
Ilustrasi (Sumber foto : Ist)

Di portal teropong saya pernah memuat tulisan Kebohongan kebohongan statistik. How to Lie with statistics. Sehari sesudahnya diperkuat Prof Syaganda dengan perspektif berbeda.

Kini dan disini bahayanya metodologi statistik terbukti pada kecurangan pemilu di Rusia Bersatu.

Ijinkan saya berterus terang, apa yang terjadi di Rusia Bersatu seolah mirip mirip dengan yang terjadi di NKRI jaman now.

Ini penelitian di Rusia. Penelitian serius membongkar kepalsuan kepalsuan metodologi statistik pada pemilu di Rusia sejak 2004-2016 dilakukan Kirril Kalinin Kandidat doktor di Universitas Michigan.

Pemilu Duma 2011 diwarnai oleh tuduhan penipuan dan protes besar-besaran. Maka pada tahun 2016, Rusia bekerja keras untuk membangun kredibilitas pemilu - misalnya, dengan menunjuk ketua komisi pemilu yang baru.

Pada saat yang sama, Rusia membatasi kemampuan warga negara untuk mendaftar sebagai kandidat, membentuk blok partai atau kampanye, dan mereka menggeser Hari Pemilihan ke musim gugur, membuat banyak pemilih tidak bersemangat. Mereka juga membatasi kemampuan pengamat internasional untuk mengevaluasi pemilihan.

Banyak pemilih memilih untuk mengabaikan atau memboikot pemilihan, tetapi Kremlin tampaknya menggunakan mesin politik regional untuk memanipulasi suara - dan melaporkan kemenangan luar biasa bagi partai berkuasa.

Penelitian yang dilakukan Kiriill Kalinin sangat serius Kirill yang sedang menempuh PhD in political science at the University of Michigan.

Atas kerja kerja intelektualnya itu Kirrin mendapat bantuan USAID membuktikan topeng kepalsuan pada pemilu di Rusia Bersatu.

Kirrin menggunakan model empiris positif dari kecurangan pemilu, dan menemukan dua jenis indikator kecurangan jauh lebih tinggi pada tahun 2016 daripada pemilu tahun sebelumnya: kecurangan inkremental, di mana beberapa suara tampaknya dialihkan ke pemenang, dan kecurangan ekstrem, di yang hampir semua suara masuk ke pemenang, yang tentu saja sangat tidak mungkin. Pada tahun 2016, kami menyimpulkan bahwa sekitar 3,6 persen suara yang dicatat untuk Rusia Bersatu (hampir dua juta suara) adalah palsu. Suara manufaktur dari pemilih yang tidak ada tampaknya mendominasi daripada mencuri suara dari pihak lain.

Penemuan atas kecurangan statistik di Rusia itu sempurna. Rusia tampaknya memberi tahu orang-orang seperti kita bahwa mereka memiliki keterampilan yang cukup baik dalam memalsukan data suara. Terlebih lagi, pemilihan lain sejak 2004 memiliki angka suara yang sama sempurna untuk Putin atau Rusia Bersatu. (*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #pemilu  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Ahlan Wa Sahlan Prabowo Sang Rajawali!

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Rabu, 24 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi sudah memutuskan Prabowo Subianto sah sebagai Presiden RI ke delapan. Itu adalah takdir Prabowo yang biasa dipanggil 08 oleh koleganya. Keputusan MK ...
Opini

Jalan Itu Tidaklah Sunyi

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --"Jika Mamah jadi penguasa apakah Mamah akan menjadikan anak Mamah pejabat saat Mama berkuasa?" Itu pertanyaan anakku malam ini. Aku mendengarkan anakku ini. ...