JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Politisi Demokrat Jansen Sitindaon menyatakan, Presiden Jokowi membutuhkan kenyamanan dan ketenangan dalam memilih pembantunya di kabinet lima tahun ke depan. Ketika memilih anggota kabinet, Jokowi tidak boleh mendapat tekanan.
Kebutuhan akan ketenangan itu juga manusiawi karena Jokowi juga menusia biasa. Jika penuh tekanan, maka bukan tidak mungkin akan salah memilih menteri.
"Kalau ada manuver di Gondangdia (pertemuan Surya Paloh dan Anies Baswedan) dan manuver di Teuku Umar (pertemuan Prabowo-Megawati) serta tekan kiri dan tekan kanan, maka presiden tidak akan nyaman. Bahkan bisa salah pilih orang untuk menjadi menteri," tutup Jansen di Jakarta, Jumat (2/8/2019).
Jansen juga mengatakan, partainya tidak meminta jatah menteri ke Presiden Jokowi. Demokrat menyerahkan sepenuhnya ke Jokowi untuk membentuk kabinet dan mengelola koalisinya.
"Bapak (Presiden Jokowi) bentuklah kabinet terbaik yang bisa dibentuk untuk lima tahun ke depan membantu kinerja bapak,"ujar Jansen.
Menurutnya, saat ini, terdapat 34 menteri dan delapan jabatan setingkat menteri. Artinya, ada 42 jabatan yang harus diisi Presiden Jokowi untuk membantu kerjanya untuk lima tahun ke depan.
"Pak Jokowi cari saja warga negara yang bisa membantu bapak. Kalau tidak ada di kubu 01, bapak bisa cari di kubu 02. Kalau tidak ada, bapak bisa cari di 03, Persatuan Indonesia. Wong syaratnya untuk menjadi menteri adalah WNI yang bisa bekerja dan cakap serta mengerti tantangan lima tahun ke depan," saran Jansen. (plt)