Opini
Oleh Iyan Nry pada hari Senin, 05 Agu 2019 - 14:45:00 WIB
Bagikan Berita ini :

Belajar dalam Kegelapan

tscom_news_photo_1564990259.jpg
Permukiman warga Jakarta difoto dari Rusun Karet Tengsin terlihat gelap gulita hanya gedung perkantoran dan apartemen yang terang, Minggu malam (4/8/2019). (Sumber foto : Ist)

Jika pakai teori konspirasi, listrik mati 8 jam hampir saja lumpuhkan Jakarta dan sekitarnya di hari MINGGU, itu hanya “test the water”, atau cek ombak sejauh mana ketahanan negara ini. Ini baru soal listrik lo!

Sejak pukul 11.15 pagi tadi hingga delapan jam lebih listrik padam seantero Jakarta, Bogor, Bekasi dan Tangerang, mungkin juga terjadi di wilayah lainnya. Beberapa informasi dari grup WA menyebutkan adanya pembangkit yang ‘down’ akibat salah satu gas turbinenya mati yang katanya, sekali lagi katanya PLN ini yang menyebabkan layanan PLN Jabodetabek padam. Sesederhana itu?

Saya masih ingat ketika ada pejabat Kementerian ESDM yang mengatakan produksi listrik di Jawa Bali sudah ‘over supply’, artinya kapasitas pembangkit untuk penuhi kebutuhan se-Jawa Bali aman dan PLN menjamin bahwa sistim jaringan listrik interkoneksi Jawa Bali berfungsi baik sehingga tidak akan terjadi ‘blackout’ bila salah satu pembangkit utamanya dimatikan untuk kebutuhan perawatan rutin. Kejadian hari ini, Minggu 4 Agustus 2019 menunjukkan fakta yang tidak sesuai dengan yang selalu digembar-gemborkan para petinggi PLN selama ini. Kita tidak akan pernah tahu, apa yang sebenarnya terjadi di dapur PLN, karena saat ini mereka pasti sedang siapkan narasi pembelaan diri.

Delapan jam listrik padam bagi Ibukota sudah cukup membuat keadaan kacau balau, beruntung terjadi di hari Minggu. Di hari libur ini, seperti biasa intensitas kegiatan publik sebagian besar berada di rumah, kegiatan perkantoran off, itupun tetap menimbulkan masalah, jaringan telepon seluler terganggu, transaksi via online terputus, internet tersungkur, toko-toko minimarket tutup, SPBU terpaksa menutup pagarnya, MRT terhenti dan penumpangnya terpaksa dievakuasi, ATM tidak berfungsi, layanan Rumah Sakit juga ikut terkendala dan masih banyak hal lain lagi terhenti karena listrik padam. Bayangkan bila ini terjadi di hari kerja!

Apa yang dapat ditarik dari peristiwa ini? Ternyata, hanya dengan listrik, entah karena disebabkan oleh buruknya manajemen PLN atau disebabkan hal lain, misalnya ada yang coba-coba ‘ganggu’ sistim pengendalian listrik se-Jawa Bali, Indonesia sangat lemah ketahanannya. Inilah salah satu titik rawan yang bagi kepentingan tertentu (baca: asing) menjadi sasaran mpuk. Matikan listrik se-Jawa 3x24 jam saja, lumpuh semua. Ini bukan hal sepele.

Di sisi lain, monopolistik PLN memang berlindung di kepentingan ini, karena asumsinya PLN salah satunya berfungsi sebagai pengaman kepentingan negara. Tetapi nyatanya, sudah jadi pemakluman umum, PLN nya justru bobrok digerogoti korupsi. PLN menjadi salah satu BUMN yang pengurusnya sangat ‘politis’, jadi rebutan parpol. Mengapa? Apa karena di PLN dianggap sumber ‘kas’ yang basah? Berapa direktur utama PLN yang berakhir dipenjara? Toh tetap tidak ada yang jera, dan tetap jadikan PLN sapi perah kongkalikong di ruang-ruang gelap.

Alhasil, PLN tetap statusnya sebagai BUMN yang merugi, meski pelanggan terbesarnya, rakyat Indonesia harus tertatih-tatih mengejar kenaikan tarif dasar listrik yang terus berlari.

Kesimpulan saya, hati-hati, ada yang sedang cek ombak, sebelum semua dipadamkan. Belajarlah dalam kegelapan. (*(

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #pln  #bumn  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Ahlan Wa Sahlan Prabowo Sang Rajawali!

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Rabu, 24 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi sudah memutuskan Prabowo Subianto sah sebagai Presiden RI ke delapan. Itu adalah takdir Prabowo yang biasa dipanggil 08 oleh koleganya. Keputusan MK ...
Opini

Jalan Itu Tidaklah Sunyi

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --"Jika Mamah jadi penguasa apakah Mamah akan menjadikan anak Mamah pejabat saat Mama berkuasa?" Itu pertanyaan anakku malam ini. Aku mendengarkan anakku ini. ...