JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono menegaskan, tidak ada maaf bagi jajaran Direksi PLN atas mati listrik massal di Jabodetabek, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Menurutnya, harus ada yang tanggung jawab dengan mundur dari Direksi PLN atau dipecat sama Presiden Joko Widodo.
"Jangan hanya menanggung untuk menjawab pertanyaan Pak Joko Widodo saja," kata Arief di Jakarta, Selasa (6/8/2019).
Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu ini mencatat, akibat pemadaman listrik di setengah Pulau Jawa yang sangat masif, telah berdampak kepada nilai kurs Rupiah yang melemah terhadap Dollar AS.
"Direksi telah mencoreng nama Presiden Joko Widodo dengan padamnya listrik di setengah pulau jawa, gimana tidak buat malu Pak Joko Widodo yang selama ini sangat fokus dengan infrastruktur listrik untuk mendukung investasi yang akan masuk ke Indonesia, ternyata listrik di setengah Pulau Jawa justru padam berjam-jam," paparnya.
Arief juga menyatakan, kompensasi yang diberikan tidak sebanding dengan kerugian konsumen.
"Tidak ada maaf bagi Direksi PLN dengan padamnya listrik tersebut. Dan direksi harus bertanggung jawab, sebab kompensasi yang akan diberikan PLN akibat listrik padam berjam-jam tidak sebanding dengan kerugian yang dialami oleh para pelaku usaha dan masyarakat," jelasnya.
Contoh saja, terang Arief, hampir semua pengusaha ikan hias di Jawa banyak rugi besar karena ikan mati akibat pompa air tidak bekerja. Belum lagi usaha supermaket banyak yang rugi besar karena mesin pendingin rusak dan banyak lagi.
"Sehingga kompensasi yang ditawarkan PLN tidak ada gunanya. Padamnya Listrik PLN sama saja dengan bencana ekonomi akibat kesalahan manajemen PLN," tegasnya. (plt)