Berita
Oleh Ferdiansyah pada hari Kamis, 08 Agu 2019 - 19:19:19 WIB
Bagikan Berita ini :

Enzo, Taruna Akmil Blasteran Prancis Tersandung Isu Tak Nasionalis

tscom_news_photo_1565266759.jpg
Enzo Zenz Allie (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Nama Enzo Zenz Allie yang lolos calon prajurit taruna Akademi TNI masih heboh dibicarakan. Setelah kelulusannya jadi sorotan, kini pria keturunan Prancis itu kena isu tak nasionalis.

Isu Enzo tak nasionalis muncul di media sosial. Beredar foto yang menyebut figur calon prajurit Akademi TNI itu sedang membawa bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid. Foto tersebut kemudian dinarasikan punya keterkaitan dengan organisasi yang sudah dilarang di Indonesia, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Pesantren tempat Enzo menimba ilmu membantah tuduhan santrinya terkait ormas terlarang. Kepala Sekolah Ponpes Al Bayan, Deden Ramdhani, mengatakan Enzo tak terindikasi ormas terlarang. Apalagi, Ponpes yang diipimpinnya itu memiliki landasan NKRI.

"Sebagai lembaga tentu pemahaman kami ahlussunnah wal jamaah dan NKRI harga mati," kata Deden Ramdhani saat ditemui wartawan di Anyer, Serang, Banten, Rabu (7/8/2019).

Deden menilai santrinya tidak mungkin masuk Akmil jika punya keterkaitan dengan HTI. Sebab seleksi di TNI begitu ketat.

"Enzo sudah jelas Pancasilais dan cinta NKRI," ujarnya.

Terkait foto yang menyebut figur Enzo membawa bendera hitam bertuliskan Tauhid, Dede meyakini betul santrinya tak terindikasi ormas terlarang. Seandainya memang sosok pria dalam foto yang membawa bendera hitam adalah Enzo, Deden dengan tegas bukan bendera yang identik dengan HTI.

"Kalau saya berpendapat itu bendera panji Rasulullah," kata Deden.

Pihak pesantren bisa menjamin muridnya itu seorang yang Pancasilais. Enzo menunjukkan kecintaan terhadap NKRI dengan banyak ikut kegiatan yang berkaitan dengan kenegaraan.

Enzo, kata Deden, pernah mewakili berbagai ajang, seperti Olimpiade tingkat siswa, atletik, maraton, dan bahkan upacara bendera Merah Putih.

"Sangat Pancasilais, saya berani menjamin," ujarnya.

Pihak pesantren siap memberikan klarifikasi secara kelembagaan mengenai isu bahwa Enzo masuk organisasi terlarang. Pesantren Al Bayan juga selama ini terintegrasi dengan pelajaran-pelajaran yang bercorak kecintaan pada tanah air.

Bahkan, selama ini Ponpes selalu mengirimkan santrinya untuk menjadi pasukan pengibar bendera di tingkat kecamatan. Tahun ini saja, perwakilan pondok jadi komandan pasukan saat 17 Agustus nanti.

"Saya bersama beliau (Enzo) 3 tahun di sini, Enzo benar-benar sangat cinta NKRI," tegasnya.

Kasus ini kian panjang lantaran TNI turun tangan menelusuri isu pria blasteran Prancis itu terkait dengan ormas terlarang.Kapuspen TNI Mayjen TNI Sisriadi tidak betul-betul yakin foto tersebut adalah Enzo. Namun, dia tidak menutup kemungkinan lainnya.

"Itu foto Enzo? Kok yakin gitu? Kan kalau saya buat foto mirip, bisa saja saya sebut itu Enzo. Jangan cepat-cepat gitu lah. Masih banyak kemungkinan masalahnya, bukan berarti tidak," kata Sisriadi saat dihubungi.

Bukan tanpa dasar TNI turun untuk melakukan penelusuran terkait foto Enzo. Sebab banyak warganet yang menyampaikan kekhawatiran TNI akan disusupi pihak pro-radikal.

Sisriadi mengatakan penelusuran dilakukan termasuk pada lingkungan seorang taruna. Penelusuran terhadap seorang taruna dilakukan termasuk kepada lingkungan keluarga, tamu yang berkunjung ke rumah hingga afiliasi kegiatan taruna tersebut.

"Jadi sasaran kita bukan Enzo atau siapa. Tapi sasaran kita adalah mencegah orang radikal, orang antipancasilais. Radikal kiri, radikal kanan, dan radikal lainnya. Radikal kiri itu komunisme-leninisme, jangan dikira tidak ada itu. Itu akan ketahuan di penelusuran MI (mental ideologi). Kemudian radikal kanan yang ingin mendirikan khilafah juga akan ketahuan di penelusuran jika berbohong. Kalau ketahuan langsung dicoret," ujar dia.

Meski demikian, Sisriadi menegaskan proses penjaringan di TNI dilakukan secara terus-menerus. Penjaringan tidak hanya dilakukan kepada taruna yang masih mengikuti akademi. Sisriadi mengatakan penjaringan dilakukan terus ketika seseorang sudah menjadi TNI aktif.

"Namun demikian, sistem penjaringan kita, salah satu di antaranya dan itu sangat penting adalah penelusuran mental ideologi, itu salah satu materi seleksi TNI. Itu sangat ketat," ujarnya.

Tak hanya Enzo, TNI juga melakukan penelusuran digital terkait ibunda Enzo dalam akun Hadiati Basjuni Allie. Tangkapan layar digital yang juga menyebar di media sosial menilai ibu Enzo juga pro-HTI.

Sisriadi mengatakan, jika ditemukan hal yang mengindikasikan seorang taruna memiliki paham radikal, maka TNI akan langsung mencoret.

"Dalam penilaian kita ada MS, memenuhi syarat. TMS, tidak memenuhi syarat. Kalau dia TMS dari hasil pendalaman selama 4 tahun, dia akan dicoret. Intinya kita tidak ingin kecolongan lah. Ada sistemnya. Contohnya, teman saya sudah tingkat 3, ada yang dipecat karena radikal kiri. Keluarganya begini-begini. Nggak ada ba-bi-bu, nggak pake pengadilan, langsung copot," tuturnya.

"Tujuan utamanya, TNI tak mau kemasukan prajurit atau pemimpin yang anti-Pancasilais. Tidak Pancasilais itu radikal kanan, radikal kiri, radikal lainnya contohnya ultra liberalis. Itu juga kita cegah masuk TNI," sambung Sisriadi.

Menhan Ryamizard Ryacudu ikut angkat bicara soal isu tak nasionalis pada salah satu calon Akmil TNI ini. Dia meminta agar ada tindakan tegas jika benar Enzo terindikasi ormas terlarang.

"Pecat saja. Tidak dukung Pancasila kok mau jadi tentara, itu namanya pengkhianat. Saya nggak suka pengkhianat," kata Ryamizard di Istana Negara, Jakarta Pusat.

Ryamizard menyebut pemerintah sudah melakukan penelitian terhadap taruna Akmil, namun belum mendalam. Dia menyebut pemerintah akan kembali melakukan penelitian yang lebih detail.

"Kemarin sudah litsus (penelitian khusus) juga, tapi masih ringan-ringan saja. Sekarang nggak boleh, harus (tingkat) berat (litsusnya)," katanya. (Alf)

tag: #tni  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Ali Wongso: SOKSI Dukung Penuh Jokowi dan Gibran Berada di Partai Golkar

Oleh Sahlan Ake
pada hari Kamis, 25 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketum SOKSI ,Ir. Ali Wongso Sinaga mendukung penuh Pak Jokowi dan Pak Gibran berada di Partai Golkar. Hal ini sebagaimana pernyataan Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto ...
Berita

Bamsoet Apresiasi KPU dan Dukung Penetapan Prabowo - Gibran Sebagai Presiden dan Wapres RI

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengapresiasi kerja keras komisi Pemilihan Umum (KPU) serta mendukung penetapan Komisi Pemilihan ...