JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-- Politikus Partai Gerindra Andre Rosiade mengungkapkan, Prabowo Subianto mendapat tawaran sebagai cawapres pada 2018.
"Pada 2018, itu jatah pertama calon wakil presiden ditawarkan kepada Pak Prabowo. Kalau saja Pak Prabowo mau saja jadi wapres, enggak pakai modal, asal maju, menang," ujar anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra itu dalam diskusi "Membaca Arah Tusukan Pidato Mega" di Jakarta, Sabtu
(10/8/2019).
Andre menambahkan, sudah dari dulu Gerindra selalu mendapat tawaran jabatan, baik saat pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono maupun Joko Widodo. Pernyataan itu disampaikan menyikapi spekulasi Gerindra yang mulai merapat ke pemerintah.
"Orang kadang-kadang berpikir ini (pertemuan Prabowo dengan Jokowi dan Megawati) karena Gerindra dapat iming-iming jabatan, dapat iming-iming kursi menteri," kata dia.
Padahal, menurut Andre, tawaran jabatan menteri sudah sejak dulu selalu diberikan kepada Prabowo dan Gerindra oleh presiden terpilih.
"Saya ingin jelaskan pada 2009-2014, saat Mega-Pro (Megawati-Prabowo) kalah, Pak SBY menawarkan jabatan menteri kepada Pak Prabowo, tetapi Pak Prabowo enggak menerima," ucapnya.
Demikian pula, kata Andre, ketika Prabowo kalah dari Jokowi pada Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2014. Gerindra juga ditawari jabatan menteri untuk pemerintahan periode 2014-2019, namun tidak juga diterima.
Artinya, kata dia, terlalu rendah jika ada orang yang menganggap pertemuan Prabowo dengan Jokowi dan Mega semata-mata karena Gerindra dapat iming-iming jabatan menteri.
Andre menegaskan, pertemuan Prabowo dengan Jokowi dan Mega, termasuk kehadiran di Kongres V PDI Perjuangan adalah untuk menunjukkan komitmen kebangsaan karena kompetisi Pilpres sudah selesai.
"Untuk Indonesia agar guyub kembali Ini soal jiwa kenegarawan, patriotisme. Kalau kompetisi sudah selesai, sudah ada keputusan MK, mari bersama bangun bangsa, baik.di dalam maupun luar pemerintahan," ucapnya.(plt)