Oleh M Rizal Fadillah (Mantan Aktivis HMI) pada hari Jumat, 11 Okt 2019 - 10:40:12 WIB
Bagikan Berita ini :

The Simpang Siur

tscom_news_photo_1570765212.jpg
Wiranto (Sumber foto : Ist)

Jika dalam film The Santri terjadi kontroversi soal benarkah ajaran toleransi dalam Islam seperti itu, maka dari kejadian penusukan seorang menteri "mbah" politik hukum dan keamanan timbul kontroversi begitukah tayangan intoleransi dan radikal ? Lalu muncul beragam berita yang tidak sama sehingga jadilah seperti thriler film "The Simpang Siur".

Ada berita Wiranto dan Kapolsek ditusuk. Ada berita bahwa Wiranto tidak apa apa, yang luka hanya Kapolsek. Adapula yang menyebut Wiranto terluka tapi tidak berdarah. Ada lagi sudah diperban di dalam mobil. Perban sebelum kejadian. Konon dioperasi di rumah sakit. Ada yang memberitakan operasi cukup lama sampai 3 jam. Dijenguk Jokowi lalu mendeklarasikan perang lawan radikalisme. Penusuknya suami istri pasangan medan dan Brebes. Suami "cingkrang" menusuk lalu peran istri " bercadar" apa?

Beredar foto suami istri itu berendengan dengan polisi sebelum menusuk. Ngobrolkah mereka. Yang jelas kata pak Polisi di Betawi "cingkrang" dan "cadar" ini terpapar Isis. Ada berita JAD Cirebon ada lagi berita lain JAD Bekasi. Di medsos keluar viva.id bahwa Wiranto "akan" ditusuk di Banten. Hebatnya BIN telah memantau gerak si "terpapar Isis" itu sejak 3 bulan yang lalu. Awam berspekulasi jangan jangan "binaan". Adalagi informasi penusukan ini berhubungan dengan pelantikan nanti. Semua menjadi simpang siur.

Sulit untuk mengklarifikasi. Humas manapun yang menyampaikan rakyat tetap bingung. Ada rasa tak percaya. Akhirnya rakyat menafsirkan sendiri sendiri berbarengan dengan isu yang sedikit sedikit "menguap". Wiranto berjaya, berkarya, atau semakin tak berdaya. Dulu sewaktu 21-22 Mei Wiranto dumumkan oleh pak Polisi menjadi target yang akan "ditembak". Kini Wiranto jadi target yang "ditusuk". Memang pak Wiranto seperti spesialis sumber berita "hot news".

Dengan semangat pak Jokowi teriak "perang lawan radikalisme". Masyarakat masih melamun isu radikalisme atau gerakan komunisme yang lebih berbahaya. Domein politik atau hukum. Dominan strategi atau perlindungan masyarakat. Mengapa umat Islam yang selalu dicitrakan radikal dan intoleran sehingga sakit perasaan umat digambarkan dengan "cingrang" dan "cadar". Sehingga juga dengan terpaksa "merendah" harus memberi tumpeng di gereja atau ikut membawa salib. Menteri pun sibuk teriak teriak "hai para rektor, waspada kampusmu terpapar radikalisme". Semua dibuat gemetar oleh bayangan hitam kelam.

Film "The Simpang Siur" masih tayang di bioskop kesayangan sampai 20 Oktober. Setelah itu akan diproduk film "the the" lain yang lebih seru. Ada horor ada humor. Ada juga ceritra yang berbau "kolor" atau anggota dewan "molor". Tidak jauh jauh sekitar itu kok, disainer atau sutradaranya itu itu juga. Memang tidak perlu luas, karena dunia "istana boneka" hanya selebar daun "kelor".

Pak Wiranto, sebagai muslim yang melihat ada yang tertimpa mushibah tentu kami mengucapkan "Inna lillahi wa inna ilaihi roojiuun".
Moga cepat sembuh. Moga banyak beramal sholeh ke depan. Semakin tua semakin dekat ajal. Mari persiapkan bekal.

Bandung, 11 Oktober 2019 (*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #wiranto  #polri  #bin  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Lainnya
Opini

Kode Sri Mulyani dan Risma saat Sidang MK

Oleh Anthony Budiawan - Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies)
pada hari Kamis, 18 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Sri Mulyani (dan tiga menteri lainnya) dimintai keterangan oleh Mahkamah Konstitusi pada 5 April yang lalu. Keterangan yang disampaikan Sri Mulyani banyak yang tidak ...
Opini

Tersirat, Hotman Paris Akui Perpanjangan Bansos Presiden Joko Widodo Melanggar Hukum: Gibran Dapat Didiskualifikasi?

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --1 April 2024, saya hadir di Mahkamah Konstitusi sebagai Ahli Ekonomi dalam sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum 2024. Saya menyampaikan pendapat Ahli, bahwa: ...