JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -Partai Golkar akan segera memiliki Ketua Umum yang baru melalui Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar yang akan dilaksanakan awal Desember tahun ini.
Menariknya dalam pertarungan perebutan pucuk pimpinan di Golkar nama Bambang Soesatyo (Bamsoet) akan tetap maju dan akan melawan Airlangga Hartarto yang mencalonkan kembali sebagai Ketum Golkar.
Padahal, Bamsoet sempat menyatakan mendukung Airlangga sebagai calon Ketua Umum Golkar. Peryataan Bamsoet ini sebelum dirinya secara resmi menjadi Ketua MPR. Warkorbid Pratama Partai Golkar ini pun dinilai telah ingkar janji kepada Airlangga. Pasalnya, kursi Ketua MPR yang saat ini diduduki oleh Bamsoet hasil kesepatan dan deal-deal politik Bamsoet dan Airlangga.
Sebelum dilaksanakan rapat pleno Partai Golkar yang membahas persiapan Munas, sikap Bamsoet pun berubah 180 derajat dirinya menyatakan akan kembali dan tetap konsisten akan maju dalam perebutan kursi orang nomor satu di Golkar.
Ketua Korbid Pemenangan Pemilu Jawa dan Kalimantan Nusron Wahid sekaligus loyalis Bamsoet mengatakan, dinamika dan perbedaan pendapat di internal Partai Golkar merupakan hal yang biasa. Terutama saat akan menentukan siapa calon ketua umum yang nantinya akan dipilih dalam munas yang diagendakan pada Desember 2019.
Nusron menjelaskan yang menentukan seseorang itu bisa maju atau tidak sebagai calon ketua umum Partai Golkar itu ada beberapa hal. Salah satunya dukungan dari pemegang suara yaitu DPD I maupun DPD II dan ormas sayap Partai Golkar.
"Yang total suaranya ada 560. Itu yang menentukan orang itu punya suara atau tidak. Kalau hari ini ada orang yang mengatakan dirinya maju atau tidak, tergantung," ucapnya di Kantor DPP Golkar, Selasa (5/11/2019) malam.
Maka itu, ia menilai calon ketua umum Golkar bisa tidak hanya Airlangga Hartarto. Namun, bisa ada kandidat yang lain seperti Bambang Soesatyo. Menurut dia, Bamsoet hanya merespons desakan dari barisan pendukungnya.
"Yang jelas saya katakan, Bamsoet tidak mengajukan diri, tetapi Bamsoet merespons desakan dan keinginan DPD I dan DPD II mayoritas. Yang resah dengan model gaya kepemimpinan pada hari ini, hingga perlu ada perubahan. Dan salah satu orang yang dianggap mampu bawa perubahan yaitu Bamsoet. Itu saja," ujarnya.
Dia juga menolak bila ada anggapan dalam rapat pleno kali ini kubu Bamsoet akan melakukan manuver dengan mencuri start sebelum munas.
"Saya kira tidak ada. Kami taat pada prosedur, bahwa bahas soal ketum itu di dalam munas. Dalam pleno hanya bahas soal persiapan munas," katanya. (ahm)