JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketua DPP bidang Pratama Partai Golkar, Bambang Soesatyo telah memutuskan maju sebagai calon Ketua Umum pada Munas awal Desember 2019 mendatang.
Pria yang akrab disapa Bamsoet itu akan menjadi penantang petahana Airlangga Hartarto.
Namun, jelang digelarnya Munas, kubu Airlangga maupun Bamsoet kembali saling sindir terkait "komitmen politik" yang konon pernah dilakukan kedua elite Golkar tersebut.
Bamsoet sebelumnya mengaku, bahwa komitmen itu lebih ke upaya "colling down" karena pada saat itu terjadi aksi massa jelang pelantikan presiden, sehingga disepakati kedua belah pihak saling mereda.
Sebaliknya, kubu Airlangga menyebut, ada komitmen politik yang kemudian diduga dilanggar Bamsoet.
Merespon hal ini, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin menilai, soal kesepakatan Bamsoet dan Airlangga hanyalah "deal pribadi".
"Namun bukan untuk kepentingan institusi kepartaian," kata Ujang saat dihubungi,Sabtu (23/11/2019).
Sebab, kata Ujang, bila dealnya secara kelembagaan partai, maka Airlangga seharusnya mengakomodir pendukung-pendukung atau loyalis Bamsoet untuk mengisi pos-pos penting di alat kelengkapan dewan (AKD) Fraksi DPR RI dan jabatan strategis di eksekutif seperti menteridan kepala lembaga.
"Ini kan para pendukung Bamsoet marah dan Airlangga takut mengakomodir para pendukung Bamsoet, jadinya Bamsoet maju. Mereka itu kan satu atap, satu rumah. Soal jabatan ya (seharusnya) berbagi saja," pungkasnya. (Alf/sindo)