Oleh pamudji pada hari Minggu, 24 Nov 2019 - 18:46:11 WIB
Bagikan Berita ini :

Golkar Tolak Revisi UU Pilkada Cantumkan Larangan Eks Koruptor

tscom_news_photo_1574595971.jpeg
Ilustrasi (Sumber foto : ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--
Anggota Komisi II DPR dari Fraksi Partai Golkar Zulfikar Arse Sadikin setuju dilakukan revisi UU Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada. Namun tidak perlu memasukan larangan terhadap mantan narapidana korupsi.

"Kalau mau melarang (eks-napi korupsi mencalonkan diri dalam Pilkada) memang benar harus melalui UU. Namun saya menilai untuk apa, itu diperbolehkan atas Putusan MK, bukan DPR sebagai pembuat UU," kata Zulfikar dalam diskusi bertajuk "Quo Vadis Pilkada Langsung" di Kantor Formappi, di Jakarta, Minggu (24/11/2019).

Menurut dia, DPR sebagai pembuat UU awalnya tidak memperbolehkan mantan napi korupsi maju Pilkada. Namun Putusan MK memperbolehkan asalkan mengumumkan kepada publik statusnya tersebut.

Dia mengingatkan Pasal 28 UUD 1945 mengatakan pembatasan hak seseorang hanya boleh diatur berdasarkan UU. Oleh karenanya KPU tidak berhak melarang napi korupsi maju Pilkada hanya dengan Peraturan KPU (PKPU).

"Di UU Pilkada saat ini berdasarkan Putusan MK, tinggal mengumumkan secara jujur dan terbuka kepada publik bahwa yang bersangkutan mantan napi kasus korupsi," ujarnya.

Zulfikar mengatakan, partainya mengusulkan dua poin dalam revisi UU Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada. Pertama penguatan fungsi pengawasan dan penindakan Pilkada yang ada di Bawaslu kabupaten/kota.

Dia menjelaskan, dalam UU Pilkada fungsi tersebut dijalankan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu). Namun dalam UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, Bawaslu tidak memiliki kewenangan tersebut.

"Ini harus direvisi UU Pilkada agar pengawas Pilkada di kabupaten/kota adalah Bawaslu kabupaten/kota. Karena di UU Pemilu, Bawaslu kabupaten/kota mereka tidak punya kewenangan, namun kewenangan tersebut ada di Panwaslu sesuai UU Pilkada," katanya.

Kedua, menurut dia, di UU Pilkada dinyatakan penggunaan suket paling lambat tahun 2018. Namun sampai saat ini masih banyak KTP Elektronik belum terpenuhi 100 persen.

Zulfikar menginginkan agar revisi UU Pilkada bisa digunakan dalam Pilkada 2020 agar ada kepastian Bawaslu dalam kerja mengawasi jalannya Pilkada.(plt)

tag: #pilkada-2020  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Lainnya
Berita

TKN Akan Gelar Nobar Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Oleh Sahlan Ake
pada hari Jumat, 19 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran bakal menggelar acara nonton bareng sidang putusan sengketa hasil Pilpres 2024. Acara itu akan digelar secara sederhana bersama ...
Berita

Kemenhub Catat Arus Mudik-Balik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melaporkan pergerakan secara nasional angkutan arus mudik-balik Lebaran 2024 mencapai 242 juta orang. Kemenhub menilai pelaksanaan ...