JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Pernyataan mengejutkan terlontar dari Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian. Berbicara dalam Musyawarah Nasional IV APPSI Tahun 2019, di Jakarta, Selasa (26/11/2019), mantan Kapolri itu menyatakan, Jakarta seperti kampung dibandingkan Shanghai.
Tito mengatakan, beberapa tahun terakhir terjadi paradoks demokrasi. Sistem yang selama ini dianggap tepat menyejahterakan rakyat pada kenyataannya terbalik. Jika sistem yang dianut bangsa dikomparasikan dengan memberikan variabel pertumbuhan ekonomi, maka menurut Tito, negara non demokrasi atau otoriter yang menunjukkan keberhasilan.
Pada waktu 1998 ketika Tito menempuh pendidikan di Australia dan New Zealand, setiap hari yang dibicarakan adalah ancaman-ancaman ekonomi dan militer China yang akan berkembang besar.
"Kita itu 1998 mungkin berpikir ah ini negara dengan Jakarta saja Beijingnya kita lihat masih seperti kampung, sekarang terbalik-balik, Pak anies kalau saya yakin bapak ke China, terbalik kalau kita melihat (sekarang), Jakarta kayak kampung dibandingkan dengan Shanghai," kata dia.
Pada kesempatan itu, Tito menjelaskan lima tahun terakhir demokrasi yang dianggap sebagai instrumen atau sistem yang dapat mengangkat kesejahteraan rakyat menimbulkan keraguan.
Sistem demokrasi, apalagi model liberal beberapa waktu lalu dianggap tepat untuk pembangunan kesehatan rakyat, merujuk contoh di negara-negara yang menerapkan itu, Amerika dan Eropa.
"Tapi kita lihat dalam waktu lima tahun terakhir ini, terjadi suatu perubahan atau fenomena yang menarik untuk dikaji, yaitu ketika variabel sistem politik kemudian dikorelasikan dengan variabel pertumbuhan ekonomi," kata dia.(plt/ant)