JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Presiden Joko Widodo menargetkan angka stunting (kondisi balita gagal tumbuh) berkurang hingga menjadi 14 persen pada 5 tahun ke depan.
Menurut Jokowi, angka stunting di Indonesia begitu tinggi, bahkan sempat menyentuh 37 persen, dalam lima tahun terakhir angka stunting kembali turun menjadi 27 persen.
“Selanjutnya 5 tahun ke depan bila Bappenas targetnya 19 persen, saya masih tidak mau, saya ngotot (turun) ke 14 persen," kata dia dalam Pembukaan Kompas100 CEO Forum tahun 2019 di Jakarta, Kamis (28/11/2019).
Penurunan tersebut dinilai Jokowi tidak mustahil tercapai bila didukung dengan kerja keras semua pihak.
"Karena kalau dikerjakan terus bukan sesuatu yang sulit didapat tapi memang perlu kerja keras dan fokus untuk mempertajam, menutup masalah-masalah yang harus kita kerjakan," ujarnya.
Sekedar informasi, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Stunting mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak. Anak stunting juga memiliki risiko lebih tinggi menderita penyakit kronis di masa dewasanya.
Berbekal hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan 30,8 persen atau sekitar 7 juta balita menderita stunting dibanding 2013 yang menunjukkan stunting balita mencapai 37,2 persen.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menempatkan Indonesia sebagai negara ketiga dengan angka prevalensi stunting tertinggi di Asia pada 2017 yaitu mencapai 36,4 persen. (ahm)