Ceramah Habib Jaffar Shodiq Allatas beredar. Judulnya "Ustad B@bi". Tiba-tiba dia ditangkap. Tanpa gemuruh.
Kinerja Polisi jempolan. Mulus. Tak ada riak. Diam-diam. Kena.
Like a Ninja. The operation comes without warning. It is so silent, sharp and over in seconds. Pepatah Jawanya; "Menangkap ikan tanpa mengeruhkan airnya”.
Periode II Jokowi harus ubah strategi. Nyaris keseleo di awal. Statement "deradikalisasi" jadi polemik publik. Mestinya ini target intelijen. Covert mission. Jangan tarik rakyat dalam kontradiksi terbuka.
Periode I Jokowi, sadar or tidak, mengadopsi formula Mao Zedong protracted people"s war.
Secara singkat, praxisnya begini: Menyertakan rakyat dan draw the enemy deep into "the countryside", where the population will bleed them dry through a mix of mobile warfare and guerrilla warfare.
Nyaris berhasil seandainya ngga ada Ahok yang menjadi Achilles" heel rezim. Alhasil rakyat terbelah. Medsos gaduh nonstop.
Agenda Nasional adalah Kesejahteraan Ekonomi. Kabinet mestinya bicara ini terus. Pecat Sri Mulyani. Ganti dengan Rizal Ramli. Neo-liberal proxy Washington Consensus diganti dengan more socialistic paradigm.
Berkaitan dengan Program Deradikalisasi, strateginya berbunyi; "Openly repair the gallery roads, but sneak through the passage of Chencang".
"The gallery road" artinya Kesejahteraan Ekonomi bagi pribumi dan non-pribumi.
"Sneak through the passage of Chencang" artinya covert mission seperti "Operation Chaos" 1967-1974 yang diinisiasi President Johnson dalam rangka memberangus aktifitas anti-war movement.
Saat "Operation Chaos" dilakukan, ngga ada orang yang tau. Sehingga tidak trigger kegaduhan massal.
At its finality, Operation CHAOS contained files on 7,200 Americans, and a computer index totaling 300,000 civilians and approximately 1,000 groups.
Operation Chaos ditutup tahun 1973. Setahun kemudian jurnalis Symour Hersh membuka operasi rahasia ini di New York Times dengan essay berjudul "Huge CIA Operation Reported in US Against Antiwar Forces, Other Dissidents in Nixon Years."
Aktifitas teroris di belahan dunia lain sering menggunakan simbol agama sebagai bungkus dan senjata.
Kontra-teroris action sering dipelintir menjadi kegiatan Anti Agama tersebut.
Sama persis dengan kelakuan domestik teroris Black Panthers Party founded by Bobby Seale dan Huey Newton di Oakland California.
Pada saat Gubernur Ronald Reagan merilis "Mulford Act" sebagai antisipasi kebringasan Black Panthers, dia disebut rasis anti-negro.
Kontradiksi rasial "Black & White" bisa diminimalisir seandainya FBI, Navy Seal, CIA dan SWAT menerapkan kombinasi strategi "Kill the Body by Cutting Off The Head" dan Ninja Silent Moves.(*)
Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
tag: #