JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Rusaknya perangkat keras (hardware) dan sistem firewall milik imigrasi bandara Ngurah Rai Bali disesalkan kalangan DPR RI.
Pasalnya, kerusakan tersebut berimbas pada antrean panjang penumpang pesawat di bandara Ngurah Rai Bali.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi VI DPR RI I Nyoman Parta mempertanyakan kemampuan vendor yang memberikan jasa sistem aplikasi kepada imigrasi yang ada di bandara Ngurah Rai Bali.
"Di imigrasi kan ada pihak Telkom yang menyediakan internet dan pihak vendor yang menyediakan aplikasi. Yang bermasalah ini yang mana," kesal Legislator dari daerah pemilihan (dapil) Bali I itu kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (22/02/2020).
Kejadian tersebut, menurut Nyoman, telah mencoreng Bali sebagai ikon wisata berkelas dunia dimata internasional.
"Sebagai daerah wisata kejadian terganggunya sistem di imigrasi yang menyebabkan antrean sampai 3 jam ini memalukan Bali dan Indonesia di dunia internasional," tandas Politikus PDIP itu.
"Saya prihatin ditengah seriusnya dampak negatif virus Corona terhadap pariwisata, malah ditambah kejadian ini makin membuat citra Bali sebagai ikon wisata dunia makin tercoreng. Semestinya memberikan kesan positif tentang perbaikan pelayanan," sambungnya.
Disaat Pemerintah dan DPR concern menggenjot dunia pariwisata di Bali khususnya agar kembali bergairah pasca isu virus Corona justru malah dipermalukan dengan kejadian ini.
"Kami di komisi VI sedang mendorong pemerintah melakukan upaya-upaya agar pariwisata segera pulih. Seperti kebijakan tiket murah, baik domestik maupun penerbangan internasional, kita juga sedang mendorong pemerintah untuk mencari pasar diluar China, eh malah ada kejadian sepeti ini, ini memalukan," sesalnya.
Menyikapi kejadian ini, Nyoman menyarankan agar sistem IT imigrasi dibuat terintegrasi dengan sistem keamanan negara.
"Sebaiknya sistem di imigrasi bukanlah hanya berfungsi administrasi. Tapi juga berkaitan dengan keamanan negara, jadi seharusnya disiapkan sistem yang bisa mengantisipasi segala keadaan. Ini menandakan sistem IT kita rapuh dan jika diserang (diretas) pihak luar sangat mudah sekali dilumpuhkan," tandasnya.
"Ternyata dengan kejadian ini menunjukkan bahwa imigrasi belum adaptif dengan Teknologi Informasi yang kita kenal istilahnya 4.0 (Four Point O). TI 4.0 hanya di wacanakan tapi gak mampu dipahami secara utuh," sindirnya.
Nyoman mengingatkan bahwa Imigrasi adalah garda terdepan pelayanan pariwisata ketika wisatawan baru menginjakan kakinya di Indonesia termasuk Bali.
"Jadi memberi kenyamanan itu mutlak agar menjadi cerita dan promosi yang positif di mancanegara," pungkasnya.
Untuk diketahui, hardware dan firewall milik imigrasi bandara Ngurah Rai Bali mengalami kerusakan pada Sabtu (22/02) yang berimbas pada antrean panjang para penumpang pesawat di bandara Ngurah Rai Bali. (Bng)