Oleh Alfin pada hari Kamis, 19 Mar 2020 - 11:37:08 WIB
Bagikan Berita ini :

Tunda Aksi 23 Maret Karena Corona, Buruh Minta Masyarakat Tak Lengah Soal Omnibus Law

tscom_news_photo_1584592628.jpg
MPBI (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) memastikan rencana aksi besar-besaran pada tanggal 23 Maret 2020 ditunda. Hal itu menyusul karena ada pertimbangan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menunda pembahasan Rancangan Undang-undang Cipta Kerja di tengah pandemi Corona.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia Said Iqbal menuturkan, pihaknya masih menunggu informasi soal ketetapan sidang yang akan digulir nanti. Setelah DPR menentukan tanggal sidang, maka MPBI akan kembali menyerukan aksi tersebut ke DPR RI.

Penundaan aksi ini tak menutup kemungkinan akan adanya aksi yang tetap berjalan di berbagai daerah. Menurut Iqbal, pengurus MPBI tidak bisa melarang jika di daerah ada yang ingin tetap melakukan aksi pada hari Senin tanggal 23 Maret 2020.

"Tetapi yang harus dilakukan, wajib prinsip-prinsip keselamatan peserta aksi, terutama terkait dengan pandemi virus Covid-19 (Corona), sesuai dengan himbauan dan ketentuan yang dikeluarkan WHO (Badan Kesehatan Dunia) terkait pencegahan terhadap penyebaran virus tersebut," kata Iqbal dalam konferensi pers di Hotel Puri Denpasar, Jakarta Selatan, Rabu (18/3/2020).

Sementara itu,Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea, mengharapkan agar masyarakat tidak melupakan persoalan Omnibus Law di tengah pandemi corona. Dia berujar, perlawanan terhadap UU sapu jagat itu harus tetap dipelihara sampai DPR menolak regulasi yang diserahkan pemerintah ini.

"Kita sudah ada itikad baik dengan mengurangi pengerahan massa. Karena itu, kami meminta DPR untuk memiliki itikad baik dengan menghentikan pembahasan omnibus law. Sehingga kita bisa fokus menghadapi pandemi corona," kata dia.

Senada dengan itu, PresidenKonfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) Elly Rosita Silaban meminta kepada pimpinan DPR agar RUU Cipta Kerja tidak terburu-buru disahkan dalam 100 hari sesuai dengan permintaan Presiden Joko Widodo. Alasannya, kalangan buruh tetap mempertimbangkan keadaan perkembangan virus corona yang saat ini sedang merebak di Indonesia.

"Buruh sudah berempati. Kami harap pemerintah dan DPR juga berempati dengan tidak memaksakan pembahasan omnibus law. Mari kita fokus pada persoalan corona terlebih dahulu," tandas Elly.


..
Bangsa kita adalah bangsa yang lahir dan besar karena selalu mengatasi tantangan dengan semangat gotong royong sebagai semangat asli Indonesia. Maka saya yakin pada akhirnya bangsa ini akan melewati tantangan wabah virus Corona.

Selanjutnya, kita akan menjadi bangsa yang lebih tangguh dan maju. Untuk itu, kita harus menjauhkan sikap egois, sikap mau selamat sendiri karena virus Corona hanya bisa dilawan kalau kita bersatu menghadapinya.

Virus Corona akan menyerang siapa saja tanpa memandang status kita, agama kita, profesi kita, suku dan warna kulit kita. Maka untuk melawannya, kita harus bekerjasama, bersatu sebagai sesame anak bangsa.

Mari kita selalu waspada, tidak panik dan optimisti. s Tidak lupa saya selalu mengingatkan kepada masyarakat untuk menjalankan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). (Allan)

tag: #corona  #buruh  #omnibus-law  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Lainnya
Berita

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Optimis MK Kabulkan Gugatan Pilpres

Oleh Sahlan Ake
pada hari Selasa, 16 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Tim hukum capres-cawapres nomor urut 03 Ganjar-Mahfud optimis gugatan perselisihan hasil Pemilu 2024 dikabulkan Mahkamah Konstitusi (MK). Hal itu diwakilkan salah satu ...
Berita

Ketua Fraksi PKS Soal Serangan Iran: Israel Biang Kerok Konflik dan Instabilitas Dunia

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini menyesalkan eskalasi konflik Timur Tengah yang memanas akibat serangan drone-drone dan rudal balistik Iran ke wilayah (pendudukan) Israel. ...