JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan bahwa tes masif yang dilaksanakan di beberapa tempat bukan ditujukan untuk semua orang. Hal ini disampaikan Ridwan Kamil melalui unggahan di instagram. Ada beberapa kelompok yang menjadi target dari tes massal ini. Pertama adalah kelompok yang terdiri dari orang dalam pemantauan, pasien, dan tenaga medis yang bekerja menangani pasien Corona. "Pemeriksaan massal kepada kelompok ini juga meliputi teman-temannya keluarga dan orang terdekat yang pernah melakukan kontak dengan mereka," katanya. Pemeriksaan terhadap kelompok ini akan dilakukan secara door to door dan di rumah sakit.

Kelompok kedua adalah mereka yang banyak berinteraksi dengan masyarakat, misalnya tenaga medis di pusat-pusat kesehatan. Demikian juga dengan petugas keamanan, petugas bandara, pejabat publik, dan ulama yang dalam keseharian mereka sering berjumpa dengan kerumunan orang banyak. Untuk kelompok kedua ini pemeriksaannya tidak datang sendiri ke ke klinik melainkan menunggu panggilan setelah mendaftar secara online melalui aplikasi PIKOBAR.

Ketiga adalah orang-orang yang memiliki gejala Corona, misalnya batuk, sesak nafas, dan demam. Untuk kategori ini, seseorang tidak bisa langsung ke klinik untuk minta diperiksa. Yang bersangkutan harus mendaftar dulu secara online baru setelah itu akan diadakan wawancara dan ditentukan tanggal pemeriksaannya.

Ridwan Kamil menyatakan bahwa secara umum Indonesia meniru Korea Selatan yang dianggap berhasil menurunkan jumlah orang yang tertular Corona. Di sana juga tidak semua orang diperiksa. Dari 50 juta penduduk Korea Selatan hanya 0,6% yang diperiksa melalui tes.

Ridwan Kamil menegaskan bahwa jika kondisi badan sehat dan tidak menunjukkan gejala seperti panas, demam, dan sesak nafas tidak perlu memutuskan untuk ikut tes. "Lebih baik di rumah dan menjaga jarak, serta menghindari kerumunan," katanya