Oleh Aries Kelana pada hari Kamis, 02 Apr 2020 - 21:17:50 WIB
Bagikan Berita ini :

Di Era Covid-19, Harga Saham Emiten Kesehatan Justru Melonjak

tscom_news_photo_1585870075.jpg
bursa efek indonesia (Sumber foto : istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Pergerakan saham sejumlah perusahaan yang bermain Bursa Efek Indonesia, mulai menunjukkan kecenderungan positif. Dalam pekan ini telah terjadi kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG).

Berdasarkan situs idx.co.id (2/4/2020) IHSG sudah menembus angka 4.531.685. Angka ini naik 1,47% dari sehari sebelumnya. Sedangkan pada Senin (31/3/2020), IHSG berturu-turut menembus angka 4.414.50. Padahal tiga pekan lalu, sempat terperosok ke angka di bawah 4.000.000.

Bangkitnya IHSG bisa menunjukkan bahwa masa panik menanggapi wabah COVID-19 mulai terlewati. Bisa pula berarti adanya upaya pembelian kembali (buy back) saham oleh beberapa pengurus emiten, dengan tujuannya sahamnya tidak terpuruk lebih dalam lagi.

Ada beberapa saham yang terus jatuh, tetapi ada pula yang justru mulai menanjak lagi. Salah satunya adalah emiten yang bergerak di bidang kesehatan, seperti PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), Kimia Farma (KAEF), Indofarma (INAF) dan Phapros (PEHA).

Menurutnya, dengan makin banyak kebutuhan medis, dari mulai obat-obatan, vitamin, dan peralatan medis – alat pelindung diri dan masker serta kacamata – perusahaan publik bisa mendapatkan keuntungan dari pemesanan yang diperkirakan melebihi waktu normal.

Apalagi Kementerian Keuangan memberikan berbagai stimulus guna memulihkan perekonomian di tengah pandemi Covid-19. Salah satu stimulus tersebut adalah membebaskan bea masuk untuk impor sejumlah komoditas yang dibutuhkan untuk penanganan Covid-19.

Ini berkaitan dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) Nomor 1 tahun 2020 mengenai Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan.

Pembebasan bea masuk itu tentu menjadi berita baik bagi emiten farmasi. Analis pasar modal Sukarno Alatas mengatakan bahwa pembebasan bea masuk ini akan membuat bahan baku obat dan peralatan medis impor menjadi lebih murah. Dengan demikian rumah sakit atau pusat pelayanan kesehatan tidak mengeluarkan ongkos banyak untuk membelinya.

Dengan begitu, Sukarno melihat laba emiten farmasi bajal tumbuh 10%. “Sedangkan laba bersih bisa di atas pertumbuhan pendapatan karenacost-nya lebih efisien,” katanya.

Ia pun meminta investor melihat pergerakan saham keempat emiten dalam beberapa hari terakhir. Sebut saja Kalbe Farma, pada penutupan perdagangan Kamis (2/4/2020), harganya Rp1.285. Harganya naik terus sejak Selasa (24/3/2020) yang seharga Rp865.

Kemudian Kimia Farma, harganya Rp1.300 per 2/4/2020 – juga naik dari Rp1.040 pada 24/3/2020. Sementara itu, saham Indofarma pada hari ini Rp1.120 per lembar – melonjak dari Rp880 per 24/3/2020.

Selanjutnya, Phapros memiliki saham bernilai Rp965 (2/4/2020). Sedangkan pada perdagangan 24/3/2020 harganya Rp745. Ini berarti semua saham emiten farmasi menjanjikan.

Tetapi kenaikan saham ini mungkin berjalan seiring dengan masih mewabahnya COVID-19. Akankah sahamnya terus naik setelah wabahnya telah usai?

tag: #corona  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Lainnya
Berita

Bacakan Eksepsi, Penasehat Hukum Robby Messa Sebut Dakwaan JPU Kabur Minta Kliennya Dibebaskan

Oleh Sahlan Ake
pada hari Selasa, 23 Apr 2024
MEDAN (TEROPONGSENAYAN) --Tim penasehat hukum terdakwa Robby Messa Nura, satu dari dua terdakwa kasus dugaan korupsi pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) Covid-19 tahun 2020 yang merugikan keuangan ...
Berita

Ketum SOKSI Apresiasi Putusan MK dan Ucapkan Selamat Kepada Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional SOKSI. Ir. Ali Wongso Sinaga mengapresiasi tinggi amar putusan MK yang menolak permohonan gugatan Paslon 01 Anies -Amin dan Paslon 03 ...