JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Politisi Gerindra Kamrussamad menyindir Anis Baswedan yang meminta cairkan dana piutang DKI sebesar Rp 5,1 T.
Kamrussamad mengatakan pencairan dana itu bersifat administratif dan berlebihan bila hal tersebut dibawa ke publik.
"Mekanisme pencairan dana itu bersifat administratif, jadi ngapain dibawa ke Publik," kata Kamrussamad kepada Teropong Senayan, Sabtu (04/04/2020).
Anggota Komisi XI DPR RI itu meminta Gubernur DKI tersebut tidak mengambil momentum untuk melakukan pencitraan terkait hal ini.
Menurutnya, sah sah saja bila Anies mengajukan pencairan dana piutang ke Menteri Keuangan tetapi jangan sampai hal tersebut dijadikan alat untuk berpolitik.
"Hentikan model pencitraan Anies dengan melemparkan ke Publik tagihan ke Pemerintah pusat, Silahkan Proses administrasi tapi jangan dijadikan komoditi politik," ujarnya.
Kamrussamad menyayangkan hal yang dilakukan Anies adalah memanfaatkan situasi untuk mendapatkan simpati dari masyarakat.
"Caranya Jika kesalahan ditangan orang lain dia selalu memanfaatkan Publik utk mendapatkan dukungan," tandasnya.
Anggota DPR RI daerah pemilihan DKI Jakarta III itu menyarankan Anies untuk sementara menggunakan dana formula e yang sudah dikeluarkan broker fee senilai 375 Miliar.
"Sebaiknya Pak anies menggunakan Dana Formula e Yang batal untuk corona Senilai 1,6 T Dan sdh dikeluarkan broker Fee senilai 375 M utk mendapatkan Izin Tuan rumah formula e," pungkasnya.
Sebelumnya, Anies Baswedan menyampaikan ke Wakil Presiden Ma"ruf Amin saat melakukan rapat virtual untuk mencairkan dana piutang milik Pemprov DKI ke Menteri Keuangan sebesar 5,1 T.
"Kita membutuhkan kepastian dana bagi hasil. Ketika ratas kami sampaikan ada dana bagi hasil yang sesungguhnya perlu segera dieksekusi, Pak. Karena itu akan membantu sekali. Ini tagihan tahun lalu jadi piutang ke Kemenkeu," ujar Anies saat melakukan rapat virtual dengam Wapres Ma"ruf Amin (02/04/2020). (Bng)