Berita
Oleh Rihad pada hari Tuesday, 07 Apr 2020 - 16:31:00 WIB
Bagikan Berita ini :

IDI Investigasi Kematian 18 Dokter, Diduga Kurangnya APD Jadi Salah Satu Sebab

tscom_news_photo_1586251116.jpg
Dokter tangani pasien Corona (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Wabah virus corona telah menewaskan banyak orang termasuk para dokter. Sampai Minggu, 5 April 2020, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), mencatat 18 orang dokter meninggal akibat positif terjangkit Covid-19 dan berstatus Positif dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19. Semua dokter dan tenaga medis tersebut diduga terinfeksi virus corona saat merawat atau menangani pasien-pasien virus corona di rumah sakit.

Banyak sebab mereka menghembuskan nafas terakhir. Ada faktor penyakit bawaan, serta kurangnya alat pelindung diri yang memadai. Untuk menentukan faktor penyebab meninggalnya para dokter tersebut, IDI akan melakukan investigasi. "Kami akan mencoba menginvestigasi kondisi meninggalnya para teman sejawat," kata Wakil Ketua Umum PB IDI Mohammad Adib Khumaidi saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

Berdasarkan data secara umum PB IDI terlebih dahulu akan mencoba mengkaji sejumlah faktor di antaranya sumber daya manusia (SDM) yang berkaitan dengan usia, frekuensi pelayanan, dan penyakit penyerta tenaga medis. "Penyakit penyerta ini memperberat kondisi penyakitnya sehingga susah sembuh dan akhirnya meninggal," kata Adib.

Selain melakukan investigasi, IDI juga akan membuat regulasi internal yang diharapkan bisa digunakan pemerintah mengenai standarisasi SDM dan alat pelindung diri.

PB IDI telah menyampaikan kepada para tenaga medis yang masih melakukan praktik di poli pelayanan, Unit Gawat Darurat (UGD) dan klinik supaya mereka memakai APD standar tingkat dua.

"Standar tingkat dua itu meliputi google, masker N95 dan sarung tangan," ujarnya. Jika ada baju hazmat akan lebih baik lagi.

Kemudian tidak kalah penting ialah terkait standar fasilitas kesehatan yang digunakan oleh tenaga medis. Ke depan diharapkan ada regulasi yang membedakan fasilitas kesehatan saat bekerja.

"Artinya harus ada aturan yang dibuat untuk membedakan mana fasilitas kesehatan khusus menangani pasien COVID-19 dan bukan," ujarnya.

"Saat ini semuanya masih bercampur sehingga risiko untuk kontak antar pasien dengan pasien, masyarakat maupun pengunjung tinggi," kata dia.

Sejauh ini IDI telah melakukan sejumlah langkah untuk meminimalisir jatuhnya korban jiwa dari kelompok tenaga kesehatan. Salah satunya dengan memberikan imbauan dan pelatihan penanganan Covid-19 kepada para dokter.

Selain itu, IDI juga memberikan bantuan APD pada rekan-rekan yang kesulitan mendapatkannya, melalui donasi IDI Peduli.

Hal itu menyadari ada banyak pihak di luar pemerintahan yang bergerak turut memberikan bantuan APD kepada tenaga medis, IDI mengaku sangat berterima kasih.

"Kami berterima kasih kepada masyarakat yang sudah berinisiatif menggalang bantuan APD, lembaga kemanusiaan, UMKM, dan berbagai solidaritas yang muncul untuk mengantisipasi makin bertambahnya korban dalam penanganan Pandemi Covid-19 ini," ucap Kepala Humas IDI Halik Malik.

Pihaknya meminta pihak-pihak berwenang untuk menjadikan kematian para petugas medis sebagai alarm agar ada tindakan konkret yang dilakukan untuk mencegah agar tidak ada lagi kasus meninggal pada tenaga kesehatan.

tag: #corona  #idi  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Berita Lainnya
Berita

TKN Akan Gelar Nobar Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Oleh Sahlan Ake
pada hari Jumat, 19 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran bakal menggelar acara nonton bareng sidang putusan sengketa hasil Pilpres 2024. Acara itu akan digelar secara sederhana bersama ...
Berita

Kemenhub Catat Arus Mudik-Balik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melaporkan pergerakan secara nasional angkutan arus mudik-balik Lebaran 2024 mencapai 242 juta orang. Kemenhub menilai pelaksanaan ...