JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyampaikan data prajurit TNI yang terjangkit virus corona. Tidak banyak yang tahu sebelumnya, ternyata ada 15 anggota TNI yang meninggal akibat terpapar virus Corona. "Ada 1.187 kasus terkait COVID-19. Yang positif 55 orang, kemudian PDP 190 orang, 873 ODP orang, sembuh ada 54 orang, dan meninggal dunia ada 15 orang," kata Hadi dalam rapat kerja virtual bersama Komisi I DPR, Rabu (15/4).
Sementara itu, pada kesempatan yang sama KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa mengatakan terdapat 463 anggotanya yang tengah dirawat karena terjangkit virus corona. Andika menyebut 4 orang anggota TNI AD meninggal dunia. "285 di antaranya (yang dirawat) militer aktif dan 178 di antaranya PNS yang meninggal sudah ada 4 (orang), 1 TNI aktif dan 3 PNS 2 diantaranya tenaga medis dan 1 di antara 2 tenaga medis yang PNS," kata dia.
KSAU Marsekal TNI Yuyu Sutisna juga mengungkapkan kasus virus corona juga melanda anggota TNI AU. "ODP ada 346 orang ini militer dengan keluarga dan termasuk PNS dan PDP 23. Kemudian pos militer ada 25 orang PNS ada 1 orang keluarga 8 orang total 34 dari yang positif meninggal 2 orang. Dua-duanya militer dan 2 orang sudah berhasil sembuh," kata dia.
Selain itu, KSAL Laksamana TNI Siwi Sukma Adji menuturkan ada pula anggota TNI AL yang positif virus corona. "Kami terima ODP 97 orang, PDP 32 orang, positif 20 orang. Korban meninggal sampai saat ini tim TNI AL aktif ada 1 dokter, purnawirawan 5, keluarga besar 3 orang," ujarnya.
Pengalihan Anggaran
Dalam kesempatan itu, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan pihaknya juga melakukan pengalihan atau refocusing anggaran TNI tahun 2020 untuk mengatasi virus corona sejumlah Rp196,8 miliar.
Pengalihan anggaran it berasal dari Mabes TNI sebesar Rp25,7 miliar, TNI Angkatan Darat (AD) Rp39,9 miliar, TNI Angkatan Laut (AL) Rp64,5 miliar, dan TNI Angkatan Udara (AU) Rp69,5 miliar.
"Untuk refocusing anggaran di Mabes TNI digunakan untuk alat laboratorium PCR sebesar Rp14,8 miliar, dan reagen kit khusus virus corona sebesar Rp10,9 miliar," ujarnya.
Hadi menyatakan pengalihan anggaran TNI AD digunakan untuk membeli Alat Pelindung Diri (APD), rapid test, swab test, hingga wireless smart helmet with mass temperature screening.
Sementara pengalihan anggaran TNI AL digunakan untuk peningkatan atau pengadaan fasilitas dan sarana prasarana di RS Pasir Angin dan ruang isolasi, alat bantu pernafasan, APD, reagen rapid test, insentif tenaga medis, dan bahan baku sanitizer.
Sedangkan pengalihan anggaran di TNI AU akan dipakai untuk insentif tenaga kesehatan di RSPAU dr. Hardjolukito, RSAU dr. Moh. Salamun, RSAU dr. Esnawan Antariksa, serta untuk pengadaan APD, test kit, PCR, dan APD laboratorium.
Ia mengatakan pihaknya mengadakan rapid test terhadap anggota TNI aktif maupun purnawirawan. "Belum seluruh anggota TNI kita test. Kita prioritaskan pasukan-pasukan yang akan melaksanakan tugas di Pamtas, termasuk tugas-tugas yang menangani COVID-19 itu dulu," kata dia.