JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pandemi COVID-19 rupanya berdampak pada kesehatan gizi anak-anak. Di Amerika Serikat (AS) misalnya, hampir seperlima dari anak-anak berumur 12 tahun ke bawah di AS tidak mendapatkan makan yang cukup dann bergizi sejak pandemi tersebut.
Itu tertuang dari laporan Brookings Institution yang melakukan survei pada ibu-ibu dan anak usia tersebut. Dari suervei itu terungkap bahwa 17,4% ibu dengan anak berusia 12 tahun ke bawah melaporkan bahwa anak mereka tidak makan cukup. Ini karena mereka tidak mendapat uang jajan yang cukup. Orang tuanya juga mengalami krisis keuangan sehingga tak memberikan uang jajan.
"Jelas bahwa anak-anak kecil mengalami kerawanan pangan sampai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya di zaman modern," kata ketua peneliti Lauren Bauer, seperti dikutip channelnewsasia.com(7/5/2020).
"Kerawanan pangan di rumah tangga dengan anak di bawah 18 tahun telah meningkat 130% dari 2018 hingga saat ini," tambahnya.
Survei untuk mengukur konsekuensi dari pandemi COVID-19 menemukan angka yang lebih buruk daripada selama krisis keuangan 2008.
Bauer menggambarkan bahwa rumah tangga mengurangi ukuran porsi dan anak-anak dipaksa untuk tidak makan.
Program makan sekolah yang terganggu juga bisa menjadi faktor, katanya, dengan keluarga yang tidak mengambil makanan dari lokasi distribusi.
Bauer menyerukan kepada pemerintah untuk meningkatkan program ketahanan pangan dan meningkatkan manfaat.
Setidaknya 30 juta pekerja Amerika telah kehilangan pekerjaan mereka dalam penutupan wilayah untuk mencegah penyebaran virus Corona.
COVID-19 telah menginfeksi hampir 1,2 juta orang di AS dan membunuh sekitar 72.000 orang.