JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Anggota Komisi VII DPR RI Sartono Hutomo menganggap langkah Menteri BUMN Erick Thohir yang memangkas sejumlah jabatan direksi di PT. Pertamina (Persero) adalah hal yang biasa saja. Bukan sesuatu yang prestisius.
Justru menurut catatannya, Menteri BUMN Erick Thohir dari awal menjabat hingga sekarang belum menyentuh persoalan-persoalan substansial di Pertamina.
Misalnya, kata Sartono, Menteri BUMN Erick Thohir belum pernah mengumumkan efek dibalik gebrakan pemerintahan Jokowi beberapa tahun lalu yang membubarkan Petral. Apakah ada efek positifnya dibalik pembubaran itu kepada Pertamina atau justru pembubaran itu hanya bersifat politis semata?
"Bagaimana kabarnya ya ISC (Integrated Supply Chain) pengganti Petral yang dibubarkan konon katanya dengan Petral bubar akan bisa menghemat 250 Milyar/hari," sindir Politikus Fraksi Demokrat itu kepada wartawan, Jumat (12/06/2020).
Jika demikian hitung-hitungan diatas kertasnya dibalik pembubaran Petral seperti demikian, itu artinya ada triliunan rupiah yang bisa dihemat Pertamina.
"Berarti Pertamina bisa hemat 1,7 T berarti 1 bulan hemat 7 T satu tahun hemat 84 T kalau 5 tahun total hemat 420 T. Tapi kok rasa-rasanya hitung-hitungan ini nyaris tak terdengar dan gak pernah diumumkan ke publik itu artinya berbanding terbalik dengan gembar gembor dibalik pembubaran Petral waktu dulu itu," tandasnya.
Untuk diketahui, baru-baru ini Menteri BUMN Erick Thohir memangkas jumlah jabatan direksi di PT. Pertamina (Persero). Sebelumnya berjumlah 11 jabatan direksi setelah mengalami pemangkasan jabatan direksi berkurang menjadi 6 direksi.
Berikut susunan direksi Pertamina setelah dipangkas:
1. Direktur Utama Nicke Widyawati
2. Direktur Penunjang Bisnis M Haryo Yunianto (sebelumnya Direktur Manajemen Aset)
3. Direktur Keuangan Emma Sri Martini
4. Direktur Sumber Daya Manusia Koeshartanto
5. Direktur Logistik, Supply Chain dan Infrastruktur Mulyono
6. Direktur Strategi Iman Rachman