JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia KH Muhyiddin Junaidi mengatakan MUI akan mengedepankan metode persuasif untuk menolak Rancangan Undang-undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP).
Menurutnya, bila metode persuasif tidak membuahkan hasil maka Demo besar-besaran atau aksi turun merupakan opsi terakhir.
“Apabila persuasi tidak membuahkan hasil, maka MUI memiliki opsi al masiroh kubro (demo besar),” kata Muhyiddin melalui keteranganya, Kamis (18/06/2020).
Muhyiddin menuturkan kalau sejauh ini demo besar yang konstitusional merupakan upaya menunjukkan kekuatan umat Islam dengan cara damai dan sesuai peraturan.
Hanya saja untuk saat ini demo dalam skala besar belum diperlukan karena pendekatan persuasif masih bisa dilakukan dalam menolak RUU HIP.
Muhyiddin mengisyaratkan menolak RUU HIP dengan segala upaya, termasuk al masiroh kubro atau demo secara besar.
Hal itu, sebagai kegiatan unjuk rasa menunjukkan ekspresi umat Islam yang tidak setuju dengan draf regulasi yang mereduksi Pancasila itu.
“Itu opsi terakhir. Jika ada alternatif damai itu yang terbaik,” tuturnya
Meski begitu, Muhyiddin tetap mengimbau kepada umat Islam dan non Muslim untuk tetap dengan kepala dingin merespon RUU HIP.