JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid, mengkritisi Google yang kembali bikin ulah yang bertentangan dengan konvensi Internasional.
Tak hanya Google, kali ini malah diikuti oleh Apple.
"Yaitu menghapus dan atau tidak mencantumkan Palestina dalam penamaan negara di peta daring yang mereka buat. Dan yang mereka tampilkan di sana, adalah sebutan/nama Israel, bahkan di kawasan-kawasan yang diakui PBB dan organisasi-organisasi internasional yang lain, bahwa kawasan itu adalah dibawah teritorial negara Palestina," ungkap HNW dalam keterangan tertulis, Selasa (21/07/2020).
HNW menilai, kelakuan Google dan Apple dua raksasa dunia rujukan informasi daring ini, bisa jadi merupakan langkah terselubung Israel.
"Beriringan dengan langkah-langkah brutal dan teror Israel yang terus melanjutkan pembangunan dan aneksasi dikawasan Tepi barat dan kawasan-kawasan lain yang masih di bawah otoritas Palestina."
Menurutnya, sangat wajar bila otoritas Palestina menolak “kejahatan” Google dan Apple yang menghapus Palestina dan menggantikannya dengan israel.
"Dan wajar bila mereka mengadukannya ke Mahkamah Internasional maupun PBB. Karena Palestina diakui eksistensinya dalam Sidang Umum PBB, dengan nama dan simbol negaranya. 135 Negara anggota SU PBB memutuskan status Palestina sebagai anggota pengamat di SU PBB. Demikian juga OKI , UNESCO, Mahkamah Internasional dan lembaga-lembaga Internasional lainnya," ungkapnya.
Karenanya, kata HNW, seharusnya Pemerintah Indonesia yang tidak mengakui penjajahan Israel, dan mendukung kemerdekaan Palestina, penting juga untuk segera membantu Palestina.
"Mengkoreksi blundernya Google dan Apple yang telah menghapus Palestina dan menggantikannya dengan Israel dengan mengembalikan peta daring yang benar, yaitu peta yang tetap menyebutkan nama negara Palestina," tandasnya.
Untuk itu, HNW menyarankan agar Indonesia bisa mengajak negara-negara OKI, juga anggota SU PBB, bahkan sebagai anggota (tak tetap) DK PBB.
"Indonesia bisa memprakarsai langkah-langkah yang lebih efektif untuk mengembalikan nama Palestina sebagai Negara berdaulat dan meyakinkan Google dan Apple untuk menyebutkan kembali nama Palestina, dan agar keselahan yang sama tak diulangi pada masa berikutnya."
Itu juga, menurutnya, sebagai langkah-langkah kongkret untuk secara bertahap menghadirkan perdamaian di kawasan, dan pengakuan penuh atas eksistensi Palestina sebagai Negara Merdeka dan Berdaulat.
"Yang keberadaannya pasti terpaterikan pada realita nama pada peta dunia baik yang daring maupun non daring. Yang dilakukan oleh Google dan Apple bila tak segera dikoreksi, akan melanggengkan penjajahan Israel, dan menjauhkan hadirnya negara Palestina yang merdeka," tegasnya.
"Itu artinya juga melanggengkan ketidak damaian dan terorisme di sana. Suatu hal yang bertentangan dengan resolusi-resolusi PBB dan konvensi-konvensi internasional lainnya," pungkasnya.