JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) tengah mempersiapkan alat ukur pemahaman Pancasila di tingkat Aparatur Sipil Negara (ASN) melalui aplikasi "Perisai Pancasila". Aplikasi ini juga akan menyoroti sejauh mana pemahaman Pancasila terimplementasi dalam kehidupan sehari-hari anggota TNI dan Polri.
Dalam diskusi di Depok, Senin (7/9) lalu, BPIP mengundang sejumlah pakar alat ukur untuk membahas aplikasi"Perisai Pancasila" dan penyusunan draf alat ukur pembinaan ideologi Pancasila bagi kalangan ASN. Mereka adalah Dr. Panutan Sakti Sulendra Kusuma dan Prof. Dr Sudaryono.
Deputi Bidang Pengendalian dan Evaluasi Dr. Rima Agristina mengatakan, alat ukur yang sudah dibuat dalam aplikasi "Perisai Pancasila" memiliki 7 alat ukur yang sudah rampung pada 2019 lalu.
"Jadi bisa diakses pakai gadget kayak ngisi google form dan bisa juga menggunakan website. Dan sekarang ini kami memutakhirkan alat ukur tersebut supaya bisa lebih baik lagi dari apa yang sudah ada dan memahami alat ukur ini," jelasnya dalam diskusi tersebut.
Menurutnya, alat ukur yang akan dilakukan melalui "Perisai Pancasila" bukan untuk mengetes pengetahuan ASN yang mengikutinya, melainkan, untuk bisa mencari tahu bagaimana penerapan pancasila di lingkungan ASN baik dalam lingkungan pekerjaan atau lingkungan rumah. Pengukuran akan dilakukan secara psikometri.
"Pertanyaan-pertanyaan itu dibuat bukan untuk mengetes pengetahuan ASN, tapi mencerminkan sikap dia sehari hari bagaimana di pekerjaan atau di lingkungan rumah," katanya.
Rima mengungkapkan saat ini sudah ada 7 draf yang dibuat oleh timnya untuk mengetahui bagaimana keseharian masyarakat di lingkup Polri, TNI, Pendidikan, UMKM, Perempuan khusus, pekerja migran, media, dan pemuda.
"Nah 7 yang saya sebutkan itu yang nanti akan kita lakukan alat ukurnya kepada masyarakat yang akan terlibat akan dilakukan tes variabel. Dan bukan untuk mengetes kejujuran saja seperti tes pengetahuan melainkan kembali lagi dalam sikap keseharian yang diterapkan," kata Rima
Sementara itu, Dr. Panutan Sakti Sulendra Kusuma mengatakan proyek yang digagas BPIP saat ini akan memberikan manfaat besar dalam hal mengevaluasi dan membina ASN, Polri, dan TNI ihwal pemahaman Pancasila. Ia menambahkan, instrumen pengukuran perlu dilakukan dengan menyesuaikan kedeputian yang ada dalam BPIP. Artinya, alat ukur setiap kedeputian bisa saja berbeda-beda.
"Proyek ini sangat baik sekali, cuma tantangannya sangat krusial dan bagaimana menyepakati tolak ukurnya kemudian teori lokal foundation dilakukan dan dijabarkan dalam instrumen pengukuran. Dan semua dilakukan dalam setiap kedeputian," kata Panutan.