JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia selama lebih enam bulan terakhir memang membawa dampak buruk. Namun, musibah tak melulu bermuka masam. Justru di saat-saat krisis seperti ini wajah sosial yang sebenarnya terungkap yang menandakan masyarakat Indonesia sangat terhubung dengan Pancasila.
Wakil Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Hariyono, mengatakan Pancasila di masa pandemi ini sudah banyak diterapkan masyarakat. Hal itu ditunjukkan dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya gotong-royong dan saling tolong menolong terdahap sesama warga yang terdampak Covid-19.
"Saat pandemi Covid-19 ini masyarakat sudah banyak menetapkan nilai-nilai Pancasila seperti gotong royong," katanya dalam seminar nasional di Universitas Muria Kudus (UMK) bertajuk "Penanaman Nilai-nilai Pancasila Mencegah Sikap Intoleransi dan Paham Radikalisme pada Generasi Milenial" di Gedung UMK, Jawa Tengah, Rabu (16/9).
Hariyono menjelaskan, gotong-royong menjadi bukti implementasi nilai-nilai Pancasila hidup di tengah-tengah masyarakat. Aktivitas gotong-royong tak melihat identitas sosial sehingga semua setara dalam kemanusiaan.
"Tetangga saling tolong menolong. Tidak ada pada saat menolong ditanya terlebih dahulu etnisnya, agamanya apa, kan tidak. Mereka langsung menolong tanpa melihat hal tersebut," katanya.
Hariyono saat memberikan sambutan dalam seminar nasional di UMK
Seturut dengan itu, ia juga menilai bahwa kearifan lokal yang dimiliki Indonesia bisa menjadi basis penguatan Pancasila. Pasalnya, kearifan lokal yang beragam di Indonesia merupakan kekayaan budaya yang mengandung kebijakan dan pandangan hidup. "Pancasila adalah falsafah hidup bangsa," ujarnya.
Selain budaya gotong-royong, adat istiadat, silaturahmi dan kearifal lokal, Hariyono menuturkan berbagai hal tentang gerakan-gerakan lokal yang dilakukan sehari-hari juga mesti digali oleh masyarakat. Salah satu contohnya adalah memanfaatkan sumber makanan yang berdasarkan bahan pangan lokal.
"Untuk mengamankan Pancasila bisa digali dari berbagai hal dalam masyarakat, salah satunya kearfial lokal," pungkasnya.
Acara seminar ini dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat, cendekiawan dan pejabat daerah di wilayah Kudus. Selain itu, pejabat BPIP juga turut menghadiri acara tersebut, di antaranya: Deputi Hukum dan Advokasi BPIP Dr Ani Purwanti, Kepala Biro Hukum dan Organisasi BPIP Rano Surahno dan Direktur Sosialisasi dan Komunikasi BPIP M. Akbar Hadi Prabowo.