Oleh Rihad pada hari Kamis, 28 Jan 2021 - 21:02:24 WIB
Bagikan Berita ini :

Mengapa Covid-19 Semakin Sulit Dikendalikan?

tscom_news_photo_1611842544.jpeg
Ilustrasi Pasien Covid-19 (Sumber foto : ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Direktur Lembaga Riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS), Yusuf Wibisono mengatakan, mengendalikan Covid-19 secepatnya merupakan hal krusial bagi negeri dengan populasi 270,2 juta orang. "Kita membutuhkan kebijakan drastis memerangi pandemi, PSBB atau terlebih lagi PPKM, saat ini tidak lagi memadai,” kata Yusuf, Kamis (28/1).

Per 26 Januari 2021 atau hari ke-330, terdapat lebih dari 1 juta kasus positif infeksi covid-19 di Indonesia dengan lebih dari 28 ribu orang meninggal dunia.

Dengan tingkat kematian dari kasus infeksi (case fatality rate/CFR) 2,8 persen, Indonesia menjadi yang terburuk diantara negara-negara berkembang dengan kasus besar seperti Turki (1,0 persen), India (1,4 persen), Bangladesh (1,5 persen), Pakistan (2,1 persen) dan Brasil (2,5 persen). "Data tersebut adalah perhitungan konservatif. Angka kematian resmi yang dilaporkan ini sangat mungkin lebih rendah dari kenyataannya (underreporting)," papar Yusuf.

Yusuf menilai, PSBB adalah kebijakan yang paling minimal, setengah langkah menuju kebijakan yang optimal yaitu karantina wilayah. Semakin lambat upaya mencegah eskalasi pandemi, semakin suram prospek perekonomian. “Turunnya kinerja ekonomi secara drastis dalam jangka pendek adalah pil pahit yang harus dijalani untuk mengatasi pandemi. Keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi,” ujar dia.

Yusuf menilai, transmisi penyebaran Covid-19 terkini cenderung semakin tidak terkendali yang antara lain ditunjukkan dengan semakin besarnya jumlah kematian kasus harian dan pemakaman dengan protap Covid-19. Berdasarkan data yang IDEAS himpun, untuk mencapai 100 ribu kasus yang ke-1, dibutuhkan 148 hari, namun terkini untuk mencapai 100 ribu kasus yang ke-10 hanya dibutuhkan 9 hari saja.

Untuk mencapai 5 ribu kematian kasus positif yang ke-1 dibutuhkan 151 hari, namun untuk mencapai 5 ribu kematian kasus positif yang ke-5 hanya dibutuhkan 24 hari saja. "Bila kematian kasus suspek dan probable ikut diperhitungkan, maka angka kematian karena Covid-19 akan melonjak tajam," ujar Yusuf.

Lapor Covid-19 pada 20 Desember 2020 melaporkan angka kematian kosnervatif dari seluruh kasus adalah 2,5 kali lipat dari angka resmi yang dilaporkan pemerintah, yang hanya menghitung kematian dari kasus positif saja. "Temuan tersebut ini dikuatkan oleh data pemakaman di DKI Jakarta. Per 24 Januari 2021, jumlah pemakaman dengan Protap Covid-19 di DKI Jakarta adalah 3,3 kali lipat dari jumlah kematian kasus positif," ungkap Yusuf.

Lockdown Tak Bisa Diterapkan

Ekonom dan Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah berpendapat kebijakan lockdown sudah tidak mungkin diterapkan saat ini. "Lockdown seharusnya dilakukan di awal pandemi ketika kasusnya masih sangat sedikit dan masih terkonsentrasi," ujar Piter, Kamis (28/1).

Menurut Piter, pelaksanaan lockdown pun tak akan efektif mengingat kasus Covid-19 di Indonesia sudah sangat banyak, tidak terlacak dan menyebar hampir di setiap daerah. Apalagi, bila kebijakan tersebut dilakukan setengah hati dan tanpa adanya kedisiplinan masyarakat menjalankan protokol kesehatan.

Dibandingkan menerapkan lockdown, untuk mengatasi Covid-19 ini, Piter pun mengusulkan agar pemerintah terus meningkatkan kedisiplinan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan.

"Saya Lebih mengusulkan pemerintah meningkatkan kedisiplinan masyarakat melaksanakan protokol kesehatan diiringi dengan percepatan vaksinasi," kata Piter.

Lebih lanjut, Piter pun berpendapat sebaiknya pemerintah fokus mengatasi Covid-19 saat ini. Dia yakin, bila Covid-19 dapat ditanggulangi maka pemulihan ekonomi bisa cepat dilaksanakan.

Dia juga berpendapat, pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang berkepanjangan bisa turut mempengaruhi perekonomian di Indonesia.

"Kalau PPKM-nya berkepanjangan, pandemi tidak mereda Juga, pemulihan ekonomi nasional pasti terganggu," kata Piter.

tag: #covid-19  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement
Lainnya
Zoom

Mengapa Jual Beli Jabatan Merupakan Modus Korupsi yang Populer?

Oleh Wiranto
pada hari Kamis, 06 Jan 2022
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menangkap Walikota Bekasi Rahmat Effendi, pada Rabu (5/1/2022). KPK mengamankan 12 orang termasuk Wali Kota Bekasi Rahmat ...
Zoom

Anies dan Ridwan Kamil Akan Digugat Apindo, Ini Alasannya

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kini sedang berhadap-hadapan dengan pengusaha. Anies vs pengusaha ini terkait dengan keputusan Anies yang mengubah kenaikan UMP dari ...