Oleh Rihad pada hari Kamis, 11 Feb 2021 - 07:28:26 WIB
Bagikan Berita ini :

Bikin Rugi, Garuda Hentikan Sewa Pesawat Bombardier CRJ 1.000

tscom_news_photo_1613003306.jpeg
Bombardier CRJ 1.000 (Sumber foto : ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Menteri BUMN Erick Thohir akan mengembalikan 18 pesawat Bombardier CRJ 1.000 yang dipakai Garuda Indonesia untuk mengakhiri kontrak operating lease dengan Nordic Aviation Capital atau NAC yang jatuh tempo tahun 2027.

"Keputusan ini terkait keputusan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) serta penyelidikan Serious Fraud Office Inggris terhadap indikasi pidana suap dari pihak pabrikan kepada oknum pimpinan Garuda saat proses pengadaan pesawat tahun 2011," kata Erick saat konferensi pers hari ini, Rabu (10/2/2020).

Ada enam armada pesawat lainnya merupakan bagian kontrak dengan Export Development Canada (EDC) yang sedang dipertimbangkan untuk dikembalikan. Proses nego dengan perusahaan ini disebutkan masih berjalan.

Sebelumnya Serious Fraud Office (SFO) alias lembaga penyidik tindak pidana pasar keuangan Inggris melakukan penyelidikan terkait dugaan korupsi Bombardier dan Garuda terkait pemesanan pesawat pabrikan Kanada tersebut.

Otoritas Inggris ini turun tangan mengingat saham Class B Bombardier tercatat di Bursa London Stock Exchange (LSE).

Garuda disebutkan telah mengoperasikan 18 jet regional Bombardier CRJ-1000. Adapun kesepakatan untuk memperoleh pesawat tersebut diselesaikan selama Singapore Airshow pada Februari 2012.

Kala itu, maskapai pelat merah setuju untuk memperoleh enam pesawat CRJ-1000 dengan opsi untuk menerima pengiriman 12 jet tambahan. Kesepakatan antara kedua belah pihak mencapai US$ 1,32 miliar.

Garuda Indonesia lantas menerima pengiriman jet regional pertama buatan Kanada pada Oktober 2012. Adapun Bombardier telah mengirimkan CRJ-1000 terakhirnya pada Desember 2015 lalu.

Erick juga menyoroti biaya sewa (leasing) Garuda Indonesia sebagai yang paling tinggi di dunia yakni 27%. "Dari data-data kita lihat bahwa Garuda itu salah satu penerbangan yang leasing-nya paling tinggi di dunia sebesar 27%," ujar Erick dalam konferensi pers Rabu (10/2/2021).

Garuda Indonesia telah mengoperasikan pesawat CRJ-1000 selama 7 tahun. Meski begitu, maskapai penerbangan pelat merah mengalami kerugian per tahun sebesar Rp418 miliar atau USD30 juta (kurs Rp13.955 per USD).

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengutarakan, Garuda terus mengalami kerugian selama mengoperasikan pesawat jenis Bombardier tersebut. Kerugiannya bahkan jauh melebihi harga sewa pesawat tersebut.

"Memang tidak dapat dipungkiri selama 7 tahun operasikan ini setiap tahun itu secara kata-kata alami kerugian penggunaan pesawat lebih dari USD30 juta per tahun atau Rp418 miliar (kurs Rupiah Rp13.955 per USD). Sementara sewa pesawatnya sendiri di angka USD27 juta," katanya, dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (10/2/2021).

Manajemen emiten pelat merah menilai, terminasi kontrak secara sepihak itu sudah dilakukan sejak 1 Februari 2021 kemarin. Dengan langkah itu, Garuda Indonesia bisa melakukan penghematan kerugian yang ditimbulkan apabila pesawat sudah dikembalikan.

"Apabila kita terminasi pada Februari kemarin sampai dengan akhir masa kontraknya, kita saving lebih dari USD 220 juta. Ini upaya kita menghilangkan, mengurangi kerugian," kata dia.

Pesawat Bombardier CRJ 1000 juga dinilai tidak efektif bagi perusahaan lantaran karakteristiknya tidak sesuai dengan market di Indonesia. "Kami dari tahun ke tahun mengalami kerugian menggunakan pesawat ini, ditambah dengan kondisi pandemi ini memaksa kami tidak punya pilihan lain secara profesional untuk menghentikan kontrak ini," tuturnya.

tag: #garuda-indonesia  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement