Berita
Oleh Rihad pada hari Saturday, 10 Apr 2021 - 16:02:00 WIB
Bagikan Berita ini :

Vaksin Johnson & Johnson Juga Diduga Memiliki Risiko Efek Samping Pembekuan Darah

tscom_news_photo_1618041688.jpg
Ilustrasi vaksinasi (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Laporan munculnya efek samping pembekuan darah tak hanya terjadi pada vaksin AstraZeneca. Kini beberapa orang yang disuntik vaksin Johnson & Johnson (J&J), dilaporkan mengalami efek samping serupa.

Regulator Obat Uni Eropa (EMA) mengatakan, sudah ada 4 kasus penggumpalan darah (tromboemboli) dengan trombosit rendah usai divaksin J&J. Sehingga kini pihaknya tengah meninjau kasus tersebut apakah ada kaitannya dengan pemberian vaksin J&J.

"Satu kasus terjadi saat uji klinis dan tiga kasus selama vaksinasi di Amerika Serikat. Salah satunya fatal," isi pernyataan EMA seperti dikutip dari AFP pada Jumat (9/4) waktu setempat.

Sebelumnya pada awal pekan ini, Kepala Departemen Farmakovigilans dan Epidemiologi EMA, Peter Arlett, telah mengungkap adanya laporan kasus pembekuan darah tersebut. Namun saat itu Arlett menyebut kasus tak lebih dari 3.

Arlett menyatakan jumlah laporan pembekuan darah sangat kecil dibandingkan total lebih dari 4,5 juta orang yang menerima vaksin J&J. "Namun hal ini di bawah pengawasan ketat ... Saya pikir adil untuk mengatakan ada pemantauan intensif atas masalah ini di seluruh vaksin," kata Arlett sembari menyebut ada 35 laporan kasus pembekuan darah yang terkait dengan vaksin Pfizer-BioNTech dan 5 kasus terkait vaksin Moderna.

Adapun EMA telah mengeluarkan izin penggunaan darurat vaksin J&J, tetapi penggunaannya di 27 negara Uni Eropa tidak akan dimulai hingga akhir bulan ini.

Sementara itu Johnson & Johnson mengaku telah mengetahui adanya laporan langka pembekuan darah pada individu yang sudah menerima vaksin mereka. Johnson & Johnson bekerja dengan regulator untuk menilai data dan memberikan informasi yang relevan. "Saat ini, tidak ada hubungan sebab-akibat yang jelas antara kejadian langka ini dengan vaksin Janssen COVID-19," ucap Johnson & Johnson merujuk anak perusahaannya di Eropa, Janssen Pharmaceuticals.

Sedangkan Otoritas Kesehatan AS (FDA) belum menemukan hubungan "sebab akibat" antara suntikan vaksin Johnson & Johnson dan pembekuan darah. "Saat ini, kami belum menemukan hubungan sebab akibat dengan vaksinasi dan kami melanjutkan penyelidikan dan penilaian kami terhadap kasus ini," isi pernyataan FDA.

Vaksin Covid-19 Janssen saat ini hanya digunakan di AS. Tetapi peluncuran Janssen di UE sudah dijadwalkan dalam beberapa minggu ke depan. EMA mengizinkan vaksin untuk digunakan di UE pada bulan Maret.

Badan tersebut mengatakan kasus tersebut sedang diselidiki dan saat ini tidak jelas apakah insiden pembekuan darah terkait dengan vaksinasi.

Awal pekan ini, EMA menerbitkan ulasan vaksin Covid-19 Vaxzevria dari Astrazeneca, mengumumkan bahwa gumpalan darah yang tidak biasa adalah efek samping yang sangat jarang dari suntikan.

Beberapa negara UE menangguhkan penggunaan vaksin Astrazeneca. EMA menyatakan bahwa 18 orang meninggal karena pembekuan darah setelah menerima vaksin Anglo-Swedia tersebut.

tag: #vaksin  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Fadel Muhammad: Fungsi Pengawasan DPD Fokus pada Masalah-Masalah di Daerah

Oleh Sahlan Ake
pada hari Jumat, 29 Mar 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Wakil Ketua MPR Prof. Dr. Ir. Fadel Muhammad mengatakan fungsi pengawasan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) harus lebih diperkuat dalam pengawasan terhadap pemerintah daerah. ...
Berita

Kini Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BRI

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Bank DKI kembali menunjukkan komitmennya dalam memberikan layanan terbaik kepada nasabah khususnya dalam layanan digital. Melalui kerja sama dengan PT Jalin Pembayaran ...