JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Dokter Spesialis Paru, Erlina Burhan, berpendapat dengan ditemukannya varian baru, banyak di RS itu pasien masih muda-muda dan tidak ada komorbid, sehat. "Nah, ini sepertinya terjadi shifting usia karena varian baru," kata Erlina dalam jumpa pers virtual, Jumat (18/6).
"Di Jakarta sudah sudah 20 varian baru Delta. Jadi kalau di Jakarta sudah ditemukan maka sekitarnya juga terpapar," imbuh dia.
Erlina berpendapat kalau pemerintah lebih transparan soal data-data COVID-19 termasuk varian baru. Sebab saat ini Indonesia sedang dalam kondisi mengkhawatirkan.
Dokter Ungkap saat Ini Banyak Anak Muda Tanpa Komorbid Dirawat karena COVID-19 (2)
"Jadi selain transparansi, pemerintah ke rakyat juga harus ada komunikasi efektif. Sekarang kita kan tidak konsisten dan selaras, berbeda dengan negara lain mereka saling mendukung. Saya kira betul sekali kondisi Indonesia secara umum sekarang tidak baik-baik saja," ucap Erlina.
"Kita dalam kondisi mengkhawatirkan. Pemda, gubernur, wali kota, jadi pemerintah harus transparan mulai dari data peningkatan kasus, peningkatan kematian, atau sequencing yang baru," lanjut dia.
Adapun testing harus diperluas lagi. Sehingga baik kasus COVID-19 maupun varian mutasinya bisa lebih cepat ditangani.
"Jangan sampai terjebak dengan istilah zona tidak melakukan testing yang cukup, jadi seolah-olah daerahnya tidak ada kasus. Ini yang enggak boleh, seharusnya tracing testing masif, apalagi kondisi Indonesia saat ini. Saya bahkan berasumsi barangkali angkanya lebih dari yang didata atau yang diperiksa," tutur Erlina.
"Gubernur di DKI juga pernah mengatakan jumlah pemakaman meningkat. Jauh lebih tinggi dari RS. Jangan-jangan kasus-kasus ini kasus COVID yang tidak terdiagnosis. Jadi itu tadi, 3T ditingkatkan. Karena kita akan menemukan kasus lebih dini sehingga tindak lanjut akan lebih baik," katanya..