JaKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Separuh Warga Jakarta diperkirakan pernah terinfeksi COVID-19. Hal itu berdasarkan hasil survei serologi yang dilakukan para pakar. "Tadi disampaikan menurut ekstrapolasi yang dilakukan ketika di bulan Maret itu ditemukan 44,5% pernah terinfeksi per bulan maret dan diekstrapolasi per Juni 49,2%," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam konferensi pers Diseminasi Hasil Survei Serologi COVID-19, Sabtu (10/7).
"Artinya separuh dari penduduk di Jakarta sudah memiliki exposure dan mudah-mudahan kekebalan di dalam urusan SARS-CoV-2 yang sebabkan COVID-19," kata Anies.
Meski begitu Anies tetap menginginkan kekebalan yang terjadi pada warga Jakarta disebabkan oleh vaksin. Maka itu Pemprov akan terus mendorong vaksinasi bagi warga.
"Jadi kita akan teruskan kegiatan vaksinasi ini yang sekarang ini Alhamdulillah bahwa kita sudah vaksin 5,4 juta. Pada saat studi ini dilakukan pada 31 Maret itu baru 1,2 juta dosis, artinya baru 11,4% yang pada saat survei dilakukan sudah mendapat vaksinasi," kata Anies.
"Saat ini kita sudah ketemu angka yang jauh lebih tinggi. Tapi kita kemudian enggak ada pilihan lain kecuali meneruskan dan menuntaskan program vaksinasi," kata Anies.
Dia percaya program vaksinasi di Jakarta bisa tuntas dan membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity. Sehingga warga Jakarta bisa kebal dari berbagai varian COVID-19. "Kita akan dorong lebih jauh supaya kegiatan vaksinasi bisa tuntas. Dan salah satu pertanyaan yang dimunculkan apakah kekebalan komunal di DKI akan tercapai dan dengan mobilitas penduduk yang tinggi baik intra atau antar wilayah maka ga ada pilihan bagi Jakarta kecuali memastikan penduduknya punya kekebalan. Artinya telah tervaksinasi yang bisa atasi semua varian," kata Anies.
Sementara itu, Riset serosurvey yang dilakukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) mengungkapkan warga Jakarta yang kelebihan berat badan lebih rentan tertular Covid-19.
"Semakin meningkat indeks massa tubuh, semakin banyak juga yang terinfeksi," kata epidemiolog FKM UI Pandu Riono saat memaparkan hasil surveinya, Sabtu (10/7).
Survei ini menunjukkan warga kurus lebih sedikit terpapar Covid-19, hanya 33,8% dari keseluruhan sampel. Selanjutnya, warga dengan berat badan normal yang terpapar Covid-19 42%.
Adapun warga yang dikategorikan kelebihan berat badan lebih banyak terpapar Covid-19, yakni 52,9%. Sementara warga yang masuk kategori obesitas juga cukup banyak terpapar Covid-19, mencapai 51,6%.
"Proporsi yang pernah terinfeksi lebih tinggi pada penduduk yang lebih gemuk" kata Pandu.
Survei juga mengukur keterkaitan kadar gula pada infeksi Covid-19. Penduduk Jakarta yang memiliki kadar gula lebih dari 200 mg/dl lebih banyak terpapar Covid-19, yakni mencapai 53%.
Sementara warga Jakarta dengan kadar gula kurang dari 200 mg/dl hanya 45,9%.
Jika dilihat dari jenis kelamin, maka perempuan di Jakarta lebih banyak yang terpapar Covid-19, mencapai 47,9%. Angka itu sedikit lebih besar dibandingkan persentase laki-laki yang hanya 44,5%.
"Sementara jika melihat berdasarkan usia, kelompok usia terbanyak yang terpapar Covid-19 ada pada usia 30-49 tahun," ucap Pandu.
Serosurvey berbasis populasi ini dilakukan FKM UI bekerja sama dengan Lembaga Eijkman, CDC Indonesia, serta Pemprov DKI Jakarta. Serosurvey ini menggunakan metode stratified multistage sampling design. Pengambilan data dan spesimennya dilakukan dari 15-31 Maret 2021.
Jumlah sampel sebanyak 4.919 orang usia 1 tahun lebih, tersebar di 100 kelurahan di 6 kota/kabupaten di DKI Jakarta.