Oleh Fuad Bawazier, PhD, mantan Menkeu, pengamat ekonomi pada hari Selasa, 27 Des 2022 - 21:24:45 WIB
Bagikan Berita ini :

Semua Agama Import

tscom_news_photo_1672151085.jpg
Fuad Bawazier Menteri Keuangan Era Orde Baru (Sumber foto : Istimewa)

Banyak yang nyinyir terhadap agama Islam. Sebagai agama impor, agama Arab, dan agama pendatang. Masih kurang puas dengan tekanan itu, umat Islam diadu domba dengan isu aliran Wahabi, Salafi, dan Khilafah. Suni dan syiah juga diisukan. Padahal dari dulu syiah dan suni itu ada, baik di Indonesia sini maupun di Kerajaan Saudi.

Lalu di kembangkan ke terorisme yang semua dilabel Islam. Padahal dari dulu *Semua* itu sudah ada tapi tidak ada yang membesar besarkan dan jika muncul permasalahan ditangani secara wajar.

Tapi kini seakan akan semua itu isu yang besar dan memang sengaja diramaikan dan dibesarkan. Buzzerpun semangat meramaikannya.

Itu diduga kuat karena penguasa punya agenda tersendiri, khususnya pengalihan isu korupsi yang menggila, dan tentu saja untuk melancarkan banyak agenda agenda lain. Tapi korupsi adalah nyata dan musuh utama Republik Indonesia.

Tidak ada negeri yang maju sukses dan berkeadilan dengan korupsi. Karena korupsi adalah ibu dari semua kejahatan. Judi dan narkoba dan penyalahgunaan wewenang adalah anak anak korupsi alias memperkaya diri.

Siapa yang mampu melaksanakan korupsi? Tentulah yang punya kewenangan. Apakah sungguh sungguh negara akan memerangi dirinya sendiri ketika atau bila terlibat? Korupsi itulah yang harus diperangi. Jangan dialihkan.

Agenda lain itu terutama adalah menyibukkan orang Islam dengan politik identitas. Entah mengapa yang dikaitkan dengan politik identitas itu selalu agama Islam dan orang Islam. Padahal orang hidup itu harus beridentitas.

Sampai-sampai islamophobia sudah dilarang di tingkat dunia. Saking kebablasannya kita berislamophobia, dikatakan Islam itu agama impor, berpakaian impor, dll. Padahal yang agama impor dan berpakaian ala impor itu semua agama. Kristen dan Katolik, Hindu dan Konghucu dan semua pakaian pastor dan para pendeta itu juga impor. Tapi selain Islam tidak disebut impor?

Kita harus adil, dan adil adalah kata kunci agar semua orang Indonesia bisa hidup dengan damai apapun agamanya.

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Lainnya
Opini

Kode Sri Mulyani dan Risma saat Sidang MK

Oleh Anthony Budiawan - Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies)
pada hari Kamis, 18 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Sri Mulyani (dan tiga menteri lainnya) dimintai keterangan oleh Mahkamah Konstitusi pada 5 April yang lalu. Keterangan yang disampaikan Sri Mulyani banyak yang tidak ...
Opini

Tersirat, Hotman Paris Akui Perpanjangan Bansos Presiden Joko Widodo Melanggar Hukum: Gibran Dapat Didiskualifikasi?

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --1 April 2024, saya hadir di Mahkamah Konstitusi sebagai Ahli Ekonomi dalam sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum 2024. Saya menyampaikan pendapat Ahli, bahwa: ...