JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Wakil Ketua Umum PKS Muda Yanuar Arif Wibowo merespon wacana keinginan sejumlah pihak untuk memberlakukan sistem pemilu tertutup melalui upaya judicial review ke Mahkamah Konstitusi.

Yanuar mengatakan sistem tersebut punya dampak serius terhadap anak muda yang ingin terjun ke politik melalui pintu calon anggota legislatif.

"Terus terang jika sistem pemilu kembali tertutup kita khawatir anak muda akan semakin jauh dari politik. Mengingat kesempatan anak-anak muda untuk masuk ke dalam politik dan mengambil peran-peran perubahan kembali menyempit bahkan tertutup," ungkap Yanuar.

Pembina DPP Gema Keadilan ini mengatakan sistem proporsional terbuka yang berlaku sejak pemilu 2009 telah banyak memberi insentif bagi anak-anak muda untuk ikut kontestasi pemilu karena sistem ini menawarkan kesetaraan dan keadilan. Siapa yang paling bisa meraih simpati dan hati rakyat hingga meraih suara terbanyak dia yang terpilih berapa pun nomor urutnya.

Banyak anak muda dengan kualitasnya, dengan kreativitasnya, dan kemampuannya menarik hati rakyat akhirnya terpilih menjadi anggota legislatif dari tingkat pusat dan lebih banyak lagi di level daerah.

"Itu semua bisa terjadi karena keterpilihan mereka berdasarkan suara terbanyak. Kita bisa bayangkan dalam sistem tertutup dengan kultur oligarkis partai politik kita hari ini susah anak muda bisa tampil di panggung politik dan membawa pesan perubahan," tandasnya.

Yanuar juga mengatakan banyak sisi positif sistem proporsional terbuka antara lain pada aspek konstituensi, representasi dan legitimasi antara anggota legislatif dengan rakyat. Dengan sistem ini anggota legislatif tidak bisa ongkang-ongkang kaki setelah terpilih. Tapi harus bekerja untuk rakyat dan menjaga suara di dapilnya.

"Dengan seluruh kelebihan sistem proporsional terbuka di atas, kita berharap MK konsisten mempertahankan sistem pemilu proporsional terbuka suara terbanyak. Agar lebih banyak lagi anak muda yang terlibat dalam politik dan mengambil peran peran perubahan," pungkasnya.