JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Hafisz Tohir mengatakan, meski reshuffle telah dilakukan namun pekerjaan berat masih akan terus membayangi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Namun Hafisz melihat, komposisi menteri hasil reshuffle sedikit lebih baik dari sebelumnya. Menteri hasil perombakan, khususnya di bidang ekonomi lebih senior dan syarat dengan pengalaman.
"Kalau dari perdagangan saya belum melihat kiprah Mendag ini sebelumnya di sektor perdagangan, kecuali bidang moneter," kata Hafisz kepada TeropongSenayan, Kamis (13/8/2015).
Ketua Komisi VI DPR ini melihat, tidak ada dampak bagus setelah dilakukan reshuffle pada Rabu (12/8/2015) kemarin. Hal ini bisa dilihat dari nilai tukar rupiah terhadap dolar yang terkoreksi beberapa point.
Artinya, lanjut Hafisz, dengan kondisi seperti ini berat bagi mereka untuk memperbaiki keadaan.
"Berkaca dari sepak terjang mereka serta melihat masalah yang sedang kita hadapi saat ini agak pesimis saya kira kabinet hasil reshuffle ini untuk mampu memperbaiki ekonomi agar dapat tumbuh 6 persen seperti yang diinginkan Jokowi. Karena terlalu banyak masalah bangsa ini yang harus diperbaiki Jokowi dalam waktu yang bersamaan," ucapnya.
Permasalahan yang dihadapi Jokowi saat ini sangat lah banyak, terang Hafisz, dan paling kentara adalah nilai tukar rupiah ambruk yang pada Agustus 2015 ini mencapai diatas RP 13.600.
"Dengan kondisi ini menunjukkan respons pasar yang kurang positif lalu pertanyaannya adalah apakah tim ekonomi Jokowi yang baru akan mampu membenahi? Seperti yang saya katakan diawal tadi bahwa walaupun sudah ada reshuffle namun pekerjaan Jokowi kedepan masih amat sangat berat," tegasnya.(yn)