Opini
Oleh Rifai Syah pada hari Kamis, 22 Okt 2015 - 20:45:52 WIB
Bagikan Berita ini :

Hari Santri, Mengapa Transaksional?

3medium_5tokoh-ormas-islam.jpg
Para Tokoh Agama Islam di Indonesia (Sumber foto : Ilustrasi/TeropongSenayan)

Hari santri pada awalnya adalah janji pak Jokowi ketika berkunjung ke Jombang dan Jawa Timur. Hari santri yang dijanjikan untuk disematkan tersebut pada awalnya jatuh pada 1 Muharram.

Namun seiring berjalannya waktu, pihak NU yang merupakan golongan Islam yang dianggap merepresentasikan Santri dan kelompok Islam tradisionalis menyarankan Hari Santri ditanggalkan pada 22 Oktober, hari dimana resolusi jihad dan perjuangan kaum santri yang dikomandoi K.H. Hasyim As'ari terjadi.

Saya juga seorang santri. Namun saya melihat hal ini menjadi ironi ketika jalan penyematan Hari Santri bukan berdasar pada penghayatan suci kaum santri atau ulama, tetapi jalan yang mungkin bisa dikatakan agak transaksional (koreksi jika saya salah). Sehingga wajar kalau banyak pihak yang cenderung tidak sepakat atau menolak Hari Santri.

Selain itu, Hari Santri nasional ini juga seolah mengingatkan kembali kepada kita tentang sejarah kelam umat Islam pra-kemerdekaan dan fase awal pasca-kemerdekaan. Dimana terjadi politik pemecah belah, devide et impera, di kalangan umat Islam dan masyarakat jawa pada saat itu.

Dengan memberikan sekat antara santri, abangan dan priyayi. Oleh sebab itu, dalam hal ini saya tidak sepakat dengan Hari Santri nasional. Karena dapat memicu kembali lahirnya neo-devide et impera di kalangan umat Islam Indonesia.

Saran saya, alangkah lebih baiknya, mengesahkan Hari Pelajar/Mahasiswa/Pemuda Islam Indonesia dari pada Hari Santri, kalau memang pada dasarnya santri itu identik dengan pelajar, mahasiswa atau pemuda Islam. Karena penamaan tersebut bukan hanya soal nama dan identitas, melainkan sintesis dari perjuangan umat Islam Indonesia.

Correct me if i'm wrong.(*)

TeropongRakyat adalah media warga. Setiap opini/berita di TeropongRakyat menjadi tanggung jawab Penulis.

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #santri  #jokowi  #nu  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Ahlan Wa Sahlan Prabowo Sang Rajawali!

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Rabu, 24 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi sudah memutuskan Prabowo Subianto sah sebagai Presiden RI ke delapan. Itu adalah takdir Prabowo yang biasa dipanggil 08 oleh koleganya. Keputusan MK ...
Opini

Jalan Itu Tidaklah Sunyi

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --"Jika Mamah jadi penguasa apakah Mamah akan menjadikan anak Mamah pejabat saat Mama berkuasa?" Itu pertanyaan anakku malam ini. Aku mendengarkan anakku ini. ...