JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Rancangan Undang-Undang Tax Amnesty (Pengampunan Pajak) terus menjadi perdebatan di ranah publik. Kendati begitu, pemerintah dan DPR menyatakan siap membahas RUU yang diajukan pemerintah tersebut.
Konon, DPR sendiri akhirnya siap mengesahkan RUU ini dan memasukkan ke Prolegnas karena adanya 'barter' dengan pembangunan gedung di DPR. Oleh karenanya, tidak semua fraksi di DPR menyetujui RUU Tax Amnesty. Salah satunya adalah Fraksi Partai Gerindra.
Kendati begitu, DPR tetap 'keukeuh' akan mengesahkannya menjadi UU. Namun terlepas dari itu, kini muncul kembali pandangan yang menyebut bahwa Tax Amnesty hanya permainan para mafia pendukung Jokowi dalam Pilpres 2014.
Hal itu diungkap oleh analis politik Sobari Hong melalui akun twitternya @Zampio.
"Tax Amnesty ini agenda para bohir dan mafia bisnis pemodal Jokowi di 2014. Pendorong utamanya Taher dan Surya Paloh. Jangan terpedaya," kata Sobari, beberapa waktu lalu.
"Surya Paloh beberapa kali di masa SBY coba dorong Tax Amnesty lewat pintu belakang. Ketauan dan ditolak mentah-mentah. Sekarang coba lagi," jelasnya.
Sekarang Nasdem jadi salah satu motor Tax Amnesty dibantu MetroTV coba bikoin opini seolah-olah kebikakan ini baik. Padahal merugikan publik
"Tahir ini konglomerat yang menyumbang transJKT di masa Jokowi dan Ahok. Kerabat pemilik Lippo. Dorong Tax Amnesty buat cuci uang haramnya."
Penelusuran TeropongSenayan, Tahir merupakan Ketua Tahir Foundation. Ia pernah menyumbang 10 bus transjakarta dan uang sebesar Rp 6 miliar kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Jokowi-Ahok pada 2014 lalu.
"Kami bantu hanya karena Pak Jokowi. Dia itu prorakyat, jujur, dan lugas," ujar Tahir, ketika itu. (iy)