MEDAN (TEROPONGSENAYAN)--Indonesia, menurut Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang (OSO), sudah menjadi sasaran perang asimetris. Inilah perang tanpa senjata yang berbahaya karena bertujuan menyerang ideologi maupun menguasai sumber daya alam maupun kehidupan bangsa Indonesia.
"Tanpa banyak yang menyadari, perang itu sebenarnya sudah dilancarkan dan terjadi di republik ini. Dari kunjungan saya di berbagai daerah, secara kasat mata saya melihat bahwa negeri ini telah menjadi sasaran perang asimetris ini," ujar Oesman Sapta di lapangan Benteng, Medan, Jumat (27/5/2016).
OSO mengatakan hal itu saat menyampaikan sambutan pada acara Sosialisasi Empat Pilar. Hadir pada acara tersebut antara lain Gubernur Sumatera Utara, Tengku Erry Nuradi, Pangdam Bukit Barisan Mayjen Lodewyk Pusung, Kapolda Sumut dan tokoh Sumut serta sekitar lima ribu masyarakat.
OSO mengungkapkan bukti-bukti itu. Antara lain adanya sekelompok masyarakat yang ingin mengganti Ideologi Pancasila dengan ideologi lainnya. Adanya penyebaran pemahaman bahwa menghormati bendera dan menghormati pemimpin bangsa yang berbeda keyakinan agama adalah dosa.
Kemudian munculnya konflik-konflik di masyarakat dengan isu SARA sebagai pemicunya. Ditetapkannya perda-perda yang bersifat diskriminatif dan tidak bersumber dari Pancasila. Adanya peraturan perundang-undangan yang memberi keleluasaan kepentingan asing menguasai Sumber Daya Alam.
"Adanya kebanggaan masyarakat kita terhadap produk asing dibandingkan produk dalam negeri. Dan masih banyak lagi contoh-contoh lain yang mungkin juga saudara-saudara lihat sendiri di lingkungannya masing-masing," papar Wakil Ketua MPR dari Unsur anggota DPD ini.
Menurut OSO, dalam perkembangan lingkungan dunia saat ini, Indonesia dengan segala kekayaan alamnya adalah sumber kehidupan masa depan dunia. Menjadi wajar jika banyak negara yang ingin menguasai Indonesia.
Jika jaman dulu, menurut OSO, untuk menguasai sebuah negara dilakukan dengan cara yang konvensional, yakni dengan perang bersenjata, maka saat ini bentuknya tidak lagi seperti itu. Perang yang terjadi saat ini disebut perang asimetris.
"Tentu perang model ini adalah perang yang sangat berbahaya, karena tanpa merasa, sebagai sebuah negara tiba-tiba kita tidak dapat hidup merdeka," papar OSO yang juga anggota DPD asal Kalimantan Barat ini.(ris)