JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto menilai, terlalu mahalnya pajak reklame dan tingginya Produk Domestik Bruto (PDB) membuat penerimaan pajak DKI terus mengalami penurunan.
Padahal, kata ia dua pajak itu yang paling besar untuk pendapatan DKI.
"Kenaikan itu ada dua pajak yang cukup besar yaitu pajak iklan dan pajak PDB tapi dua pajak itu tidak tercapai," kata Prijanto dalam diskusi yang diselengarakan TeropongSenayan bekerja sama dengan Bank BNI bertajuk 'Bedah Politik Anggaran Pemrov DKI' di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (25/6/2016).
Dia menjelaskan, banyak perusahaan besar yang saat ini tidak lagi menggunakan spanduk besar untuk iklan. Hal ini dikarenakan terlalu tingginya nilai pajak.
"Bisa dilihat saat ini di jalan-jalan spanduk besar banyak yang kosong, itu karena terlalu mahal," katanya.
Tidak hanya itu, kata Priyanto, persoalan diinternal Pemprov DKI yang terlalu gampang memecat bawahannya karena tidak bisa bekerja cepat menjadi sebab turunnya serapan anggaran.
"Kenapa serapannya kecil, satu, menurut saya stabilitas oragnisasi yang kisruh, bagaimana penjabat yang baru itu diganti. Kedua, kalau saya tanya teman-teman di dalam DKI, itu DKI menerapkan e-budgeting. Menurut saya penerapannya tidak dilaksanakan dengan baik, terlampau dipaksakan," tandasnya.(yn)