Opini
Oleh Laode Ida pada hari Senin, 25 Jul 2016 - 12:16:54 WIB
Bagikan Berita ini :

Ironi Desakan Reshuffle Kabinet

875f699cb554e99fdde8c39fa2ed0d93431b3e7ea6.jpg
Laode Ida (Sumber foto : Ilustrasi)

Desakan terhadap Presiden Jokowi untuk melakukan reshufle kabinet terasakan sangat kental kepentingan akomodasi kelompok politisi ketimbang perbaikan kinerja pemerintahan. Apalagi jika dikaitkan hasil survey terakhir yang menunjukkan kepuasan publik terhadap pemerintahannya yang kini tengah menanjak.

Sebab jika hasil survey dari lembaga yang dipimpin Saiful Mujani itu (MRC, Marketing Research Concultant) valid, maka suaranya bukan mengganti Menteri melainkan sebaliknya memberi apresiasi karena telah berada dalam tim yang jadikan masyarakat puas atas kerja mereka dalam kabinet. Kalo toh masih ada yang kurang, maka itu wajar dan hanya perlu ada perbaikan.

Jangan pernah dibayangkan kalo mengganti Menteri akan dengan otomatis akan menggenjot tajam kinerja. Bahkan bukan mustahil akan terjadi sebaliknya: akan anjlok dan bahkan jadi buruk. Mengapa?

Pertama, figur baru niscaya akan lakukan penyesuaian dengan program dan lingkungan kerjanya, niscaya akan makan waktu lagi untuk bisa kerja dalam ritme birokrasi Kementerian/Lembaga.

Kedua, tahun produktivitas kerja bagi para pejabat politik hanya tinggal beberapa bulan lagi. Pada tahun 2017 nanti para pejabat, termasuk Menteri dari parpol, akan sibuk melakukan konsolidasi dan atau kerja bagi kepentingan parpol dan dirinya menghadapi pemilu (legislatif dan presiden) tahun 2019.

Maka jabatan sebagai Menteri bukan mustahil hanya akan dijadikan lahan atau sumber untuk mengisi pundi-pundi parpol dan pribadinya untuk tarung 2019 nanti. Begitu dengan loyalitas, para Menteri boleh jadi akan kian terbagi: pada Presiden dan papa pimpinan parpolnya. Lalu, apakah bisa diyakini bisa kian memperbaiki kinerja dengan kecenderungan seperti itu?

Yang perlu diingat oleh Jokowi ada dua hal penting. Pertama, terkait komitmen atau janji politiknya bahwa tak akan bagi-bagi jatah jabatan Menteri sebagai kompensasi dukungan politik. Apalagi jangan berjanji akan menghadirkan kabinet yang profesional.

Kedua, komitmen terhadap para parpol pendukung sejak awal. Seharusnya tak boleh dikecewakan atau disingkirkan hanya dengan alasan berbagi pada parpol yang beri dukungan belakangan.

Apalagi kalau ingat dua hal: (1) Para parpol pendukung dan kadernya yang ada di kabinet sekarang tetap menunjukkan derajat loyalitasnya yang tinggi pada Presiden Jokowi, dan (2) sebagian parpol yang belakangan beri dukungan berada pada posisi berhadapan, bahkan tak sdikit yang secara terbuka frontal menyerang dengan hujatan atau makian saat kampanye pilpres 2014 lalu.

Secara pribadi, saya memiliki sejumlah catatan parpol dan kader-kadernya yang begitu kasar menyerang Jokowi, namun kini terkesan minta jatah di kabinet melalui reshufle.

Maka sangat masuk akal jika Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar memberi isyarat agar Presiden Jokowi seharusnya menghargai loyalitas partainya yang sudah sejak awal mendukung Jokowi-JK, termasuk sejumlah kadernya yang saat ini membantu Jokowi di kabinet.

Kendati begitu bukan berarti Jokowi tak bisa mereshufle. Pertama, gonta-ganti kabinet adalah hak prerogatifnya. Kedua, beberapa figur memang lebih terkesan belum matang dan kerap membuat masalah di publik dengan antara lain kebijakan dan pernyataannya yang aneh-aneh.

Ketiga, jika pun ganti Menteri akan lebih tepat memasukkan figur-figur yang profesional independen, sehingga loyalitasnya bisa tunggal hanya untuk mengabdi dengan membantu presiden.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement
Opini Lainnya
Opini

In Prabowo We Trust" dan Nasib Bangsa Ke Depan

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Kamis, 28 Mar 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidatonya kemarin di acara berbuka puasa bersama, "Partai Demokrat bersama Presiden Terpilih", tanpa Gibran hadir, kemarin, ...
Opini

MK Segera saja Bertaubat, Bela Rakyat atau Bubar jalan

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi (MK) segera bertaubat. Mumpung ini bulan Ramadhan. Segera mensucikan diri dari putusan-putusan nya yang menciderai keadilan masyarakat.  Di ...